Pelecehan Seksual di Flores Timur
Cabuli Remaja Pria, Oknum Pegawai Bank di Flores Timur Punya Banyak Modus
Seorang pegawai bank di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, inisial AR, diduga melecehkan sejumlah remaja pria berstatus pelajar. Kasus itu t
Penulis: Paul Kabelen | Editor: Ricko Wawo
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen
TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA-Seorang pegawai bank di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, inisial AR, diduga melecehkan sejumlah remaja pria berstatus pelajar. Kasus itu terjadi di salah satu kelurahan di Larantuka, Ibu Kota Flores Timur.
Modus pelaku kekerasan seksual sesama jenis pria dengan korban delapan anak di bawah umur itu akhirnya terungkap, seperti diberi uang dalam jumlah variatif, bermain playstation (PS), hingga dibelikan beberapa barang.
Kasi Humas Polres Flores Timur, Iptu Anwar, mengatakan kasus itu terjadi sejak tahun 2024 dan baru terkuak tahun 2025. Orang tua dari 8 korban telah mengadukan AR ke Polres Flores Timur untuk diproses hukum, Senin, 28 April 2025.
"Laporannya sudah diterima. Laporan polisi juga telah dibuatkan di SPKT (sentra pelayanan kepolisian terpadu)," katanya, Selasa, 29 April 2025.
Baca juga: Prajurit TNI Bangun Huntara Lanjutan untuk Tiga Desa Terdampak Lewotobi
Terduga pelaku memiliki tempat bermain PS sering didatangi korban. Saat korban berada di rumahnya, AR lantas melancarkan aksinya.
Selain main PS, pelaku juga memakai modus uang Rp 10.000 sampai Rp 50.000. Akal bulus ini semata-mata untuk menutupi mulut korban agar tidak menceritakan aksinya. Korban juga pernah dibelikan sepatu dan aksesoris hp.
"Terduga pelaku meraba bagian sensitif korban dari luar, membuka celana korban, dan lakukan pelecehan seksual," ujar Sanusi.
Sanusi menambahkan, kasus itu sedang ditangani dan diproses oleh unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satuan Reserse dan Kriminal (Reskirm) Polres Flores Timur.
Sebelumnya diberitakan, salah satu orang tua korban, mengaku korban sering nongkrong di rumah pelaku untuk bermain PS.
Oknum pegawai bank itu, ungkapnya, mengunci pintu kamarnya lantas memaksa korban untuk membuka pakaian, lalu menuruti hasrat liarnya.
"Paksa anak-anak buka baju dan celana, baru dia buat (lecehkan)," ungkap RA.
Kasus dengan banyak korban seperti ini baru pertama kali terjadi. Pelaku menurutnya punya kelainan. Dicurigai pedofil atau penyuka anak kecil namun cara melampiaskannya terhadap sesama jenis pria.
"Anak saya juga jadi korban. Yang mengaku itu ada delapan orang."
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.