Paus Yohanes Paulus II

Percobaan Pembunuhan Paus Yohanes Paulus II 44 Tahun Lalu di Lapangan Santo Petrus

Pada 13 Mei 1981 tepatnya 44 tahun lalu Paus Yohanes Paulus II ditembak di Lapangan Santo Petrus saat audiensi umum pada hari Bunda Maria dari Fatima.

Editor: Cristin Adal
TRIBUNFLORES.COM/HO-VATIKAN MEDIA
KILAS BALIK- Paus Yohanes Paulus II saat Paus Yohanes Paulus II ditembak dan terluka parah ketika ia melewati Lapangan Santo Petrus dengan mobil terbuka selama audiensi umum pada hari Rabu, 13 Mei 1981 lalu pada hari raya liturgi Bunda Maria dari Fatima. 

Pelampiasan kebencian yang ditimbulkan oleh tindakan kriminal itu sangat kuat, bahkan bersifat apokaliptik dalam beberapa hal. Namun, yang lebih kuat lagi adalah kekuatan cinta dan belas kasihan, yang akan menuntun seluruh perjalanan hidup dan kepausan Yohanes Paulus II di dunia ini dengan penuh cahaya dan pada saat yang sama “misterius”. 

Empat hari kemudian, hal ini secara mengejutkan disaksikan, ketika, ketika mendaraskan Regina Caeli dari kamarnya di Rumah Sakit Gemelli di mana dia dirawat, Paus Yohanes Paulus II memastikan pengampunannya kepada orang yang mencoba membunuhnya, memanggilnya “saudara yang memukul saya”. Dia benar-benar memanggilnya “saudara”.

Persaudaraan yang tak terpatahkan meskipun segala sesuatu yang mungkin terjadi di bumi, karena persaudaraan ini tertulis di Surga, akan menjadi protagonis sekali lagi pada tanggal yang sulit dilupakan: 27 Desember 1983. 

Pada hari itu, Yohanes Paulus II mengunjungi Ali Ağca di penjara Rebibbia, Roma. Dia mengumumkan kunjungan tersebut kepada publik. Seperti yang diamati oleh seseorang pada saat itu, Paus ingin menyelamatkan nyawa orang yang ingin mencabut nyawanya. 

 

Baca juga: Mengenang 20 Tahun Wafatnya Santo Yohanes Paulus II, Paus Kedua yang Kunjungi Indonesia

 

“Kami bertemu sebagai sesama manusia dan sebagai saudara”, kata Paus setelah pertemuan itu, ‘karena kita semua bersaudara dan semua peristiwa dalam hidup kita harus menegaskan persaudaraan yang berasal dari fakta bahwa Allah adalah Bapa kita’.

Paus, yang dikenal dengan semboyan Totus tuus, Maria! kemudian dipercayakan oleh Umat Allah ke dalam tangan Bunda Maria.

Paus Yohanes Paulus II kemudian mengaku bahwa berkat campur tangan Bunda Maria-lah ia dapat bertahan hidup. Jika tangan seseorang ingin membunuhnya, tangan lain yang lebih kuat menangkis peluru itu, menyelamatkan nyawanya.

Dikutip dari Kompas.Com, Mehmet Ali Agca mengaku senang ketika targetnya, Paus Yohanes Paulus II, tidak tewas ketika ditembak pada 1981 silam.

Dalam wawancaranya yang dilansir dari Daily Mirror, Agca (62) merasa dirinya sedih ketika sang Paus wafat pada 2005. Sejak penembakan 38 tahun silam itu, Agca kini tinggal di Istanbul, Turki, di sebuah apartemen kecil di pinggir kota yang tenang.

Setelah 29 tahun dipenjara, dia meninggalkan masa lalunya dan kini para tetangga mengenal Agca sebagai pria yang baik dan suka memberi makan kucing juga anjing jalanan.

Agca mengaku bahwa dirinya masih terus memikirkan perbuatannya yang telah melukai Paus Yohanes Paulus II. Agca mengaku kalau dirinya tidak menggunakan logika ketika menembakkan peluru tepatnya pada 13 Mei 1981.

Berita TribunFlores.Com Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved