Unika Santu Paulus Ruteng

Menteri Natalius Pigai : Mahasiswa Unika St Paulus Ruteng Jadi Aktivis Pembela Kaum Lemah

Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) RI Natalius Pigai memberi kuliah umum untuk ribuan para mahasiswa dan dosen Unika St Paulus Ruteng

Penulis: Robert Ropo | Editor: Hilarius Ninu
TRIBUNFLORES.COM/ROBERTUS ROPO
KAMPUS-Menteri HAM RI Natalius Pigai di Kampus Unika St Paulus Ruteng Manggarai NTT. 

Dalam sambutanya, RD Manfred mengatakan atas nama sivitas akademika Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus, merasa penuh suka cita mengucapkan selamat datang kepada Menteri HAM. Momen ini menjadi sangat terhormat. 

Menurut RD Manfred, kuliah umum ini untuk menyimak dan berbagi pemikiran tentang topik yang begitu mendasar, namun sering kali terabaikan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu Hak Asasi Manusia atau HAM.

Kehadiran Menteri HAM dengan pengalamannya dalam bidang ini merupakan kehormatan dan kesempatan besar bagi para mahasiswa dan dosen untuk belajar dari pengalaman serta gagasan-gagasannya. 

 

 

 

 

Baca juga: Kadis Sosial Sikka Beberkan Persyaratan Mendapatkan Kepesertaan JKN KIS 

 

"Tema kuliah umum 'Pembangunan HAM di Indonesia', membawa kita pada refleksi tentang HAM. Bukan hanya topik wacana tetapi adalah sikap hidup yang membentuk kebiasaan positif dalam diri setiap mahasiswa," ujarnya. 

Sebagai Kampus Katolik, Kata RD Manfred, Unika Santu Paulus sangat peduli dengan HAM. Dalam visinya, Komunitas Akademik yang Transformatif, Kolaboratif, dan Berkarakter tersirat gagasan sekaligus komitmen kampus ini untuk memperjuangkan HAM, tidak saja untuk lingkup internal tetapi juga eksternal. 

Dalam konteks HAM, terang RD Manfred, sikap transformatif ini berarti mendidik generasi muda untuk kritis terhadap ketidakadilan, untuk berani memperjuangkan hak-hak dasar manusia, dan untuk menjadi teladan dalam melindungi martabat setiap orang tanpa pandang bulu. 

"Pendidikan di Unika Santu Paulus Ruteng menanamkan nilai-nilai yang selaras dengan HAM yaitu menghargai kebebasan, menghormati hak setiap individu, dan mendukung kesetaraan bagi semua. Inilah bentuk transformasi yang kami usung, karena kami percaya bahwa HAM bukan hanya topik wacana tetapi adalah sikap hidup yang membentuk kebiasaan positif dalam diri setiap mahasiswa," ujarnya.

 

 

 

Baca juga: Siswa SD Penyintas Bencana Lewotobi Ujian di Gubuk Bambu

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved