Pengungsi Lewotobi di Flores Timur

Demi Air Bersih, Pengungsi Mandiri Gunung Lewotobi di Flores Timur NTT Jalan Kaki 3 Kilometer

Demi memenuhi kebutuhan sehari-hari, mereka terpaksa berjalan kaki sejauh tiga kilometer ke Desa Nobo, tepatnya di tikungan jalan. Di sana ada bak.

Penulis: Paul Kabelen | Editor: Hilarius Ninu
TRIBUNFLORES.COM/PAUL KABELEN
CARI AIR-Pengungsi Gunung Lewotobi sedang mengambil air tikungan Jalan Trans Flores, Desa Nobo, Kecamatan Ile Bura, Kabupaten Flores Timur, Sabtu, 7 Juni 2025 siang. 

 

 

 


"Pagi, siang, dan sore orang-orang datang ke sini untuk ulang air. Di sana (Waidoko) tidak ada air jadi tempat ini satu-satunya harapan selama enam bulan terakhir," katanya.


Selain orang dewasa, anak-anak juga sering datang untuk mandi. Mulai dari usia SD, SMP, hingga SMA. Mereka kemudian menenteng dua jeriken per orang. Perjalanan yang melelahkan.


"Kalau lelah kami istirahat di jalan, habis lanjut jalan lagi. Bisa dua sampai tiga kali istirahat. Kadang kami numpang kendaraan yang lewat, ada kalanya mereka lari terus, tidak mau muat kami," ceritanya.


Dua hari sebelumnya, Sabtu, 7 Juni 2025, Yane Mare bersama dua adiknya terpantau berjalan kaki dari Nobo ke Waidoko. Terik matahari saat itu cukup panas. Mereka berteduh di bawah pohon asam.


Yane menuturkan, pengungsi di Waidoko kerap dibantu air melalui mobil tangki. Bantuan dari yayasan itu datang beberapa kali seminggu. Mereka menyampaikan terima kasih.


"Bersyukur karena kami masih dibantu dari yayasan, nama saya kurang hafal. Mereka itu yang antar dengan oto tangki," ungkapnya.


Di Waidoko, warga Nobo mulai membuka permukiman baru. Ada yang mengerjakan rumah secara mandiri. Padahal, Pemda Flores Timur menyatakan siap membangun rumah contoh bagi penyintas yang berkeinginan direlokasi mandiri dengan menyiapkan lahan sendiri.

 

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved