Prakiraan Cuaca di NTT

Cuaca NTT 17-18 Juni, Waspada Potensi Karhutla Akibat Angin Kencang Kering

BMKG menungkapkan saat ini sebagian besar wilayah NTT telah memasuki awal musim kemarau dan angin monsoon timur sudah mulai aktif.

Editor: Cristin Adal
TRIBUNFLORES.COM/KRISTIN ADAL
CUACA- Angin kencang di Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Selasa (17/6/2025). 

TRIBUFLORES.COM, MAUMERE- Badan Meteorlogi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG mengeluarkan peringatan dini cuaca wilayah NTT tanggal 17-18 Juni 2025. 

Berdasarkan prakiraan BMKG, tidak ada wilayah berpotensi hujan namun perlu mewaspadai potensi angin kencang yang sifatnya kering dan berpotensi menyebabkan kebakaran hutan dan lahan di wilayah NTT.

BMKG menungkapkan saat ini sebagian besar wilayah NTT telah memasuki awal musim kemarau dan angin monsoon timur sudah mulai aktif.

Terpantau adanya daerah perlambatan kecepatan angin di wilayah NTT. Akibat dari kondisi tersebut menyebabkan beberapa wilayah di Nusa Tenggara Timur berpotensi terjadi hujan sedang.

 

Baca juga: Meski Masuk Musim Kemarau, BMKG Imbau Waspada Potensi Cuaca Ekstrem

 

 

BMKG menyebut wilayah yang berpotensi angin kencang yakni, Kabupaten Kupang, Kota Kupang, Sabu Raijua dan Rote Ndao.

Melihat kondisi atmosfer yang masih relatif dinamis, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi yang masih ada meskipun beberapa wilayah telah memasuki musim kemarau. 

Dalam sepekan ke depan, aktivitas gelombang Rossby equatorial dan Kelvin diperkirakan masih berpropagasi di wilayah Indonesia yang dapat memicu terjadinya hujan.

Intrusi udara kering yang bergerak dari wilayah selatan, membawa massa udara yang lebih dingin dan kurang mengandung uap air.

 

Baca juga: Gunung Ili Lewotolok Erupsi Selasa Pagi, Tinggi Kolom Letusan 700 Meter

 

Ketika udara ini bertemu dengan udara yang lebih hangat dan lembab dari utara atau permukaan bumi, perbedaan sifat ini menciptakan ketidakstabilan atmosfer. 

Ketidakstabilan ini berarti udara lebih mudah naik ke atas dan membentuk awan konvektif terutama di Pulau Jawa bagian barat hingga tengah dalam sepekan ke depan. Kondisi seperti ini bisa menyebabkan hujan lokal yang tiba-tiba, petir, atau bahkan potensi hujan deras meskipun secara umum sedang memasuki musim kemarau.

Berita TribunFlores.Com Lainya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved