Gunung Lewotobi Erupsi

6 Jam Terakhir Gunung Api Laki-laki di Flores Timur Alami 2 kali Gempa Hembusan 

Petugas Posmat Gunung Api Lewotobi Laki-laki, Yohanes Kolli Sorywutun, melaporkan kondisi Lewotobi Laki-laki selama 6 jam terakhir, Jumat 20 Juni 2025

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM/ MAGMA INDONESIA
GUNUNG LEWOTOBI -  Petugas Posmat Gunung Api Lewotobi Laki-laki, Yohanes Kolli Sorywutun, melaporkan kondisi Lewotobi Laki-laki selama 6 jam terakhir, Jumat 20 Juni 2025, periode 00:00-06.00 Wita. Saat ini gunung Lewotobi Laki-laki Level IV (AWAS). 

TRIBUNFLORES.COM, LEWOTOBI - Petugas Posmat Gunung Api Lewotobi Laki-laki, Yohanes Kolli Sorywutun, melaporkan kondisi Lewotobi Laki-laki selama 6 jam terakhir, Jumat 20 Juni 2025, periode 00:00-06.00 Wita.

Saat ini gunung Lewotobi Laki-laki Level IV (AWAS).

Gunung Api Lewotobi Laki-laki terletak di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur dengan posisi geografis di Latitude -8.5389°LU, Longitude 122.7682°BT dan memiliki ketinggian 1584 mdpl.

"Pengamatan visual, Gunung api tertutup Kabut 0-I hingga tertutup Kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati. Cuaca berawan hingga hujan, angin lemah ke arah barat daya dan barat. Suhu udara sekitar 21-22°C. Intensitas curah hujan 0.6 mm per hari,"tulis Yohanes dikutip dari laman magma.esdm.go.id Jumat pagi.

Baca juga: Warga Desa Pululera Flotim, Mengungsi Ke Sikka Akibat Terdampak Abu Gunung Lewotobi

 

Ia menyebutkan berdasarkan pengamatan kegempaan Gunung Lewotobi Laki-laki mengalami 2 kali gempa Hembusan dengan amplitudo 5.9-7.4 mm, dan lama gempa 36-39 detik.

3 kali Tremor Non-Harmonik dengan amplitudo 4.4-5.9 mm, dan lama gempa 80-132 detik.

1 kali gempa Low Frequency dengan amplitudo 4.4 mm, dan lama gempa 24 detik.

8 kali gempa Vulkanik Dalam dengan amplitudo 2.9-6.6 mm, S-P 1.2-2 detik dan lama gempa 9-18 detik.

1 kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 7.4 mm, S-P tidak teramati dan lama gempa 159 detik.

Ia menyebutkan pihaknya mengeluarkan sejumlah rekomendasi, diantaranya:

1. Masyarakat di sekitar G. Lewotobi Laki-laki dan pengunjung/wisatawan tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 6 Km dari pusat erupsi G. Lewotobi Laki-laki.

2. Masyarakat agar tenang dan mengikuti arahan Pemda serta tidak mempercayai isu-isu yan tidak jelas sumbernya.

3. Masyarakat di sekitar G. Lewotobi Laki-laki mewaspadai potensi banjir lahar hujan pada sungai-sungai yang berhulu di puncak G. Lewotobi Laki-laki jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi terutama daerah Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Nurabelen, Klatanlo, Hokeng jaya, Boru, Nawakote.

4. Masyarakat yang terdampak hujan abu G. Lewotobi Laki-laki, memakai masker/penutup hidung-mulut untuk menghindari bahaya abu vulkanik pada sistem pernafasan.

5. Pemerintah Daerah senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan G. Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Folres Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Becana Geologi, Badan Geologi di Bandung.

6. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi akan selalu berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Satlak PB setempat dalam memberikan informasi tentang kegiatan G. Lewotobi Laki-laki. Untuk informasi lebih jelas dapat mengubungi Pos Pengamatan G. Lewotobi Laki-laki atau mengubungi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral pada nomor telepon 022-7272606. 

Stok Makan Habis

Sebelumnya, dapur umum Pos Lapangan (Poslap) Desa Konga, tempat memasak makanan bagi pengungsi korban Gunung Lewotobi Laki-laki tampak lengang, Rabu, 18 Juni 2025 siang.

Agnes Mone Noba, mendapat giliran memasak untuk santap siang. Dia dan beberapa ibu-ibu baru selesai menanak nasi. Ikan goreng tersaji di atas meja kayu. Jumlahnya tidak banyak.

"Persediaannya hanya ini saja, makan tidak banyak, yang penting perut bisa terisi," ujar Agnes di Poslap Konga, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur.

Meski hidangan siap disantap, kebahagiaan masih kurang terasa. Agnes dihantui ingatan akan rumahnya yang rusak di Desa Nawokote, Kecamatan Wulanggitang.

Rasa gunda juga ke jatah makan. Dua bulan ini, mereka makan dua kali sehari karena stok makanan menipis.

"Porsi makan juga lebih sedikit, kami hemat supaya persediaan makanan bisa jangka panjang. Satu hari makan dua kali, pak," kata perempuan paruh baya itu.

Potret kehidupan warga Poslap Konga, serta poslap-poslap lain di Kecamatan Titehena itu sejatinya menunjukkan lemahnya bantuan di tengah peningkatan aktivitas gunung dengan status tanggap darurat bencana.

Koordinator Poslap Konga, Martinus Kwuta, mengatakan selain makanan, mereka juga kekurangan air bersih. Bantuan yang datang tak cukup memenuhi kebutuhan masak, cuci, mandi, bahkan buang air.

"Kami bersyukur pemerintah dan pihak ketiga membantu. Namun, akhir-akhir ini kami di sini kesulitan air. Semoga ke depan perhatiannya semakin lancar," harapnya.

Martinus menerangkan, pengungsi di Poslap Konga didominasi warga Nawokote. Mereka semua pekerja keras. Sebagai petani, warga nekat pulang ke kampung untuk menggarap kebun demi mendapatkan cuan.

Jika erupsi meningkat, seperti letusan yang terjadi pada Selasa (17/06/25) kemarin, warga pasti tidak bekerja. Sementara tuntutan biaya pendidikan anak-anak terpenuhi dari hasil menjual komoditi.

"Saat warga berkebun di bawah, mereka bisa jual kopra lalu pulang bawa sayur, ubi kayu, pisang untuk makan. Kalau gunung meletus, tidak ada yang bisa kami jual," katanya.

Pantauan wartawan, terdapat sejumlah profil tank. Ada yang terisi air setengah fiber, namun ada yang kosong sama sekali. Pemdes Konga mempersilahkan pengungsi memanfaatkan air pamsimas.

Kepala Desa Konga, Aloysius Sinyo Kung, mengatakan air pamsimas tergantung musim dan banyaknya pemakai. Jika pemakain cukup tinggi, suplai air menjadi kecil bahkan kering.

"Air akan kering saat kemarau, apa lagi ketika banyak pemakaian. Sejak bencana awal kami menyiapkan pamsimas untuk bantuk korban bencana yang mengungsi di sini, ada warga Desa Nawokote dan Nobo," tuturnya. (magmaesdm/cbl/kgg)

Berita TribunFlores.Com Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved