Gunung Lewotobi Erupsi
Gunung Lewotolok Lembata 98 Kali Erupsi Disertai Lontaran Lava Pijar ke Segala Arah
Petugas Posmat Gunung Ili Lewotolok Lembata, Syawaludin, melaporkan kondisi gunung selama 24 jam terakhir Jumat 27 Juni 2025, periode 00:00-24:00 Wita
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM, LEWOTOLOK - Petugas Posmat Gunung Ili Lewotolok Lembata, Syawaludin, melaporkan kondisi gunung selama 24 jam terakhir Jumat 27 Juni 2025, periode 00:00-24:00 Wita.
Gunung Ili Lewotolok saat ini Level II atau waspada.
Gunung Api Ili Lewotolok terletak di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur dengan posisi geografis di Latitude -8.272°LU, Longitude 123.505°BT dan memiliki ketinggian 1423 mdpl.
"Pengamatan visual, Gunung api terlihat jelas hingga tertutup Kabut 0-II. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang tinggi sekitar 100-300 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga berawan, angin lemah hingga sedang ke arah barat dan barat laut. Suhu udara sekitar 24-30°C,"tulis Syawaludin dikutip dari laman magma.esdm.go.id Sabtu 28 Juni 2025 pagi.
Baca juga: Gunung Lewotolok Lembata Erupsi Disertai Dentuman Kuat dan Lontaran Lava Pijar
"Teramati lontaran lava pijar ke segala arah, ke arah barat daya sejauh lk 200m, ke arah barat sejauh lk 300m, ke arah selatan dan tenggara sejauh lk 500m dari puncak,"sambung dia.
Ia menyebutkan berdasarkan pengamatan kegempaan Lewotolok mengalami 96 kali gempa Letusan/Erupsi dengan amplitudo 16.6-40 mm, dan lama gempa 30-78 detik.
114 kali gempa Hembusan dengan amplitudo 1.8-17.7 mm, dan lama gempa 29-59 detik.
1 kali gempa Tektonik Lokal dengan amplitudo 25 mm, S-P 8.3 detik dan lama gempa 46 detik.
2 kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 4.7-10.7 mm, S-P tidak teramati dan lama gempa 63-97 detik.
Ia menyebutkan pihaknya mengeluarkan sejumlah rekomendasi, diantaranya:
(1) Masyarakat di sekitar G. Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 2 km dari pusat aktivitas G. Ili Lewotolok, dan masyarakat Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dari bagian timur puncak/ kawah G. Ili Lewotolok.
(2) Masyarakat di sekitar G. Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan serta masyarakat Desa Jontona dan Desa Todanara agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah sektoral selatan dan tenggara sejauh 2,5 km pusat aktivitas G. Ili Lewotolok, dan mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dari bagian, selatan dan tenggara puncak/ kawah G. Ili Lewotolok.
(3) Masyarakat di sekitar G. Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan serta masyarakat Desa Amakaka agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah sektoral barat sejauh 2,5 km pusat aktivitas G. Ili Lewotolok, serta mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dari bagian barat puncak/ kawah G. Ili Lewotolok.
(4) Untuk menghindari gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan Iainnya yang disebabkan oleh abu vulkanik maka masyarakat yang berada di sekitar G. Ili Lewotolok dapat menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.
(5) Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah/aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak G. Ili Lewotolok agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan. (Sumber magma.esdm.go.id/kgg).
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.