Berita NTT

NTP Nusa Tenggara Timur Juni 2025 Tercatat 99,35, Turun 0,59 Persen dari Bulan Sebelumnya

Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Juni 2025 tercatat sebesar 99,35, mengalami penurunan sebesar 0,59 persen dibandin

Editor: Ricko Wawo
POSKUPANG.COM/HO-BPS NTT
Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Juni 2025 tercatat sebesar 99,35, mengalami penurunan sebesar 0,59 persen dibandingkan dengan NTP Mei 2025.  

Laporan reporter POS-KUPANG. COM, Tari Rahmaniar Ismail

POS-KUPANG.COM — KUPANG, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Juni 2025 tercatat sebesar 99,35, mengalami penurunan sebesar 0,59 persen dibandingkan dengan NTP Mei 2025. 

Kepala BPS Provinsi NTT, Matamira B. Kale,mengatakan penurunan ini disebabkan oleh perkembangan indeks harga yang diterima petani lebih lambat dibandingkan dengan indeks harga yang dibayar petani.

"NTP masing-masing subsektor pertanian pada Juni 2025 adalah Subsektor Tanaman Padi dan Palawija (NTP-P): 97,29, Subsektor Hortikultura (NTP-H): 96,79, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-TPR): 102,57, Subsektor Peternakan (NTP-Pt): 105,65. Subsektor Perikanan (NTP-Pi): 92,97," ujarnya pada Selasa (1/7). 

Baca juga: Kejagung Sita Uang dari Terdakwa Korupsi CPO Senilai Rp 1,3 Triliun

 

Ia juga mengatakan dari data tersebut, hanya subsektor tanaman perkebunan rakyat dan peternakan yang memiliki NTP di atas angka 100, yang berarti kedua subsektor tersebut mengalami surplus (nilai tukar di atas paritas). 
Sementara itu, subsektor lainnya masih berada di bawah 100, mencerminkan ketimpangan antara harga jual hasil produksi dan biaya produksi yang harus dikeluarkan petani.

"Selain itu, di wilayah perdesaan NTT terjadi deflasi sebesar -0,35 persen pada Juni 2025. Penurunan harga ini terutama disebabkan oleh penurunan harga pada subkelompok makanan, minuman, dan tembakau, yang memiliki andil besar dalam struktur pengeluaran masyarakat perdesaan," ungkap Kepala BPS Provinsi NTT. 

Perkembangan NTP dan inflasi di perdesaan ini menjadi indikator penting dalam mengevaluasi kesejahteraan petani serta daya beli masyarakat di daerah. Pemerintah daerah diharapkan dapat mengambil langkah-langkah strategis untuk menjaga stabilitas harga serta meningkatkan efisiensi distribusi hasil pertanian dan perikanan di NTT. (iar) 

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News


POS-KUPANG. COM/BPS

 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved