Berita Belu

Jatuh dari Pohon Sirih Pria di Belu NTT Kritis, Warga Bopong Korban Pakai Sarung

“Akhirnya kami terpaksa pakai mobil pikap milik warga. Tidak ada petugas Puskesmas yang ikut dampingi juga,” ujarnya.

Editor: Gordy Donovan
POS-KUPANG.COM/HO WARGA
BOPONG PAKAI SARUNG - Warga Dusun Buruatoos, Desa Raimanus, Kecamatan Raimanuk, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, harus berjibaku menyelamatkan seorang pria lanjut usia (lansia) bernama Andreas Bauk (62) yang mengalami kondisi kritis setelah terjatuh dari pohon sirih, Jumat (4/7/2025) sekitar pukul 09:00 wita. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Agustinus Tanggur

TRIBUNFLORES.COM, ATAMBUA - Warga Dusun Buruatoos, Desa Raimanus, Kecamatan Raimanuk, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, harus berjibaku menyelamatkan seorang pria lanjut usia (lansia) bernama Andreas Bauk (62) yang mengalami kondisi kritis setelah terjatuh dari pohon sirih, Jumat (4/7/2025) sekitar pukul 09:00 wita.

Dalam video yang diterima Pos Kupang, Andreas terpaksa dibopong warga menggunakan sarung dan kayu melintasi jalan tanah sejauh satu kilometer menuju Puskesmas Webora.

“Korban tidak sadarkan diri, ada luka di kepala dan leher. Karena darurat dan tidak ada kendaraan, kami pakai sarung dan kayu lalu pikul ke Puskesmas,” kata Antonius Tae, anggota keluarga korban kepada Pos Kupang melalui sambungan telepon. 

Baca juga: Detik-detik Hotman Paris Jatuh Pingsan dalam Persidangan hingga Dibopong ke Mobil, Ini Kata Razman

Ia menuturkan, kejadian bermula saat korban memanjat pohon sirih di belakang rumah dan kemudian terjatuh. Kejadian tersebut diketahui oleh tetangga yang langsung meminta bantuan warga sekitar untuk mengevakuasi korban.

Sesampainya di Puskesmas Webora, bidan yang memeriksa Andreas segera menyarankan agar pasien dirujuk ke Rumah Sakit Marianum Halilulik karena kondisinya cukup serius.

Namun, menurut Antonius, pihak keluarga kembali dihadapkan pada kendala, tidak ada ambulans yang bisa digunakan. Satu unit ambulans dilaporkan dalam kondisi rusak, sementara satu unit lainnya tidak bisa dioperasikan karena tidak ada sopir.

“Akhirnya kami terpaksa pakai mobil pikap milik warga. Tidak ada petugas Puskesmas yang ikut dampingi juga,” ujarnya.

Padahal, lanjut Antonius, dalam situasi darurat biasanya petugas ikut mendampingi pasien ke rumah sakit. 

“Mungkin pengaruh pasien gawat darurat, mereka juga bingung, jadi tidak ikut,” tambahnya.

Antonius berharap agar pihak Puskesmas segera memperbaiki ambulans yang rusak dan menambah jumlah sopir agar warga tidak lagi menghadapi situasi serupa.

“Kami mohon ambulans segera diperbaiki dan kalau bisa ada dua sopir yang standby. Kasihan kalau kejadian seperti ini terulang lagi,” tuturnya.

Saat ini, pasien tengah mendapatkan penanganan medis lebih lanjut di RS Marianum Halilulik.

Sementara itu, hingga berita ini diterbitkan, Kepala Puskesmas Webora, Maxi Nafanu, belum berhasil dikonfirmasi. Nomor yang dihubungi dalam keadaan tidak aktif. (gus)

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved