Berita NTT

5.348 Anak di TTU NTT Tidak Sekolah, Kadis Pendidikan Sebut Akumulasi 3 Kategori 

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Timor Tengah Utara, Beato Yosep Frent Omenu menyebutkan sebanyak 5348 orang anak tidak sekolah.

Editor: Gordy Donovan
POS-KUPANG.COM/DIONISIUS REBON 
BERI PENJELASAN - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Timor Tengah Utara, Beato Yosep Frent Omenu memberikan penjelasan terkait anak-anak di TTU yang tidak sekolah.  

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon 

TRIBUNFLORES.COM, KEFAMENANU - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Timor Tengah Utara, Beato Yosep Frent Omenu menyebutkan sebanyak 5348 orang anak yang terdata tidak sekolah. 

Jumlah tersebut terdiri dari 3 kategori yakni kategori  Belum Pernah Sekolah (BPB), Drop Out (DO) dan anak yang sudah lulus dan tidak melanjutkan sekolah.

Ia menjelaskan, jumlah anak yang belum pernah bersekolah (BPB) sebanyak 2113 orang, jumlah anak yang dinyatakan Drop Out (DO) dari sekolah 1599 orang. Sedangkan anak yang sudah lulus dan tidak melanjutkan sekolah sebanyak 1636 orang. Dengan demikian total sebanyak 5348 orang anak tidak sekolah yang terdiri dari 3 kategori tersebut di Kabupaten TTU.

Baca juga: 145.268 Anak NTT Tidak Sekolah, Pengamat Sebut Sistem Pendidikan NTT Sedang Alami Kemunduran 

 

Berdasarkan data, hasil verifikasi ATS di Kabupaten TTU ini masih terbilang cukup rendah jika dibandingkan dengan sejumlah kabupaten/kota lainnya. Pasalnya, ada sejumlah kabupaten/kota lain di NTT yang memiliki jumlah ATS dengan angka sangat fantastis.

Secara khusus di Kabupaten TTS jumlah ATS mencapai 22.474, Kabupaten Sumba Barat daya 13.901, Kabupaten Kupang 11. 628, Kabupaten Malaka 8.314, Kabupaten Belu 7.775, Kota Kupang 7.718, Kabupaten Manggarai Timur 6.339 Kabupaten Alor 6.185, Kabupaten Manggarai 6.159, Kabupaten Sumba Timur 6.083, Kabupaten Flores Timur 6.031.

Sementara itu, berdasarkan data, total Angka Partisipasi Murni (APM) atau anak yang sedang mengikuti pendidikan di sekolah jenjang pendidikan PAUD 97,5 persen, APM jenjang SD 98,7 persen dan APM jenjang pendidikan SMP 98.7 persen.

Validasi data Anak Tidak Sekolah (ATS) ini merupakan hasil dari integrasi validitas sumber data (empat ekosistem lain).

Menurutnya, ada sejumlah faktor yang menjadi penyebab anak tidak sekolah yakni tidak mau bersekolah, tidak ada biaya atau karena ketidakmampuan orang tua, sarana pendidikan jauh dari rumah, sudah cukup dengan tingkat pendidikan yang dimiliki saat ini, menikah atau mengurus rumah tangga, mengalami kekerasan atau perundungan atau trauma di sekolah.

Selain itu ada sejumlah faktor penyebab lainnya seperti; bekerja, pengaruh lingkungan, beranggapan sekolah tidak penting, tidak memiliki seragam sekolah, tidak memiliki akta kelahiran, masalah kesehatan dan lainnya (merantau, belum terdata di dapodik, pindah sekolah dan lain-lain).

Data-data tersebut dihimpun oleh Tim ATS yang melakukan survei ke lapangan dengan didukung oleh anggaran yang dialokasikan dari APBD Kabupaten TTU. Tim melakukan verifikasi selama 2 pekan.

Verifikasi ini dilaksanakan dalam dua tahap yakni; tahap pertama telah dilakukan sejak tanggal 28 Maret 2025 secara serentak oleh Tim ATS. Verifikasi tahap kedua akan dilaksanakan pada Bulan Agustus 2025.

Dikatakan Frent, pihaknya telah menyelenggarakan rapat koordinasi bersama Dinas Dukcapil Kabupaten TTU dan para operator satuan pendidikan untuk penyelesaian data anomali pada dapodik sekolah serta memastikan data siswa valid atau tidak residu di Dapodik dan terdaftar di satuan pendidikan pada 3 Juli sampai 4 Juli 2025.

"Bersama 369 Operator Dapodik Sekolah jenjang SD dan SMP," ungkapnya, Minggu, 13 Juli 2025.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved