Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Katolik Jumat 18 Juli 2025, yang Kukehendaki ialah Belas Kasihan 

Mari simak renungan Katolik Jumat 18 Juli 2025. Tema renungan Katolik yang kukehendaki ialah belas kasihan. 

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
PATER JOHN LEWAR SVD - Sosok Pater John Lewar, SVD.Mari simak renungan Katolik Jumat 18 Juli 2025. Tema renungan Katolik yang kukehendaki ialah belas kasihan.  

Seandainya kalian memahami maksud sabda ini, ‘Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan,’ tentu kalian tidak akan menghukum orang yang tidak bersalah. Sebab Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Gregorius kerap mengendarai motor di pagi hari, sembari menghirup 
udara sejuk. Di saat melewati sebuah jembatan dia melihat seseorang 
tergeletak berlumuran darah karena kecelakaan sepeda motor. Dia segera 
menolong dan memacu sepeda motornya menuju rumah sakit. Di tengah 
jalan dia menerobos lampu merah yang menyalah di depannya. Dia 
berpikir, lebih baik melanggar aturan daripada nyawa orang ini tidak 
selamat. 

Topik yang disajikan penginjil Matius pada hari ini seputar peraturan Hari 
Sabat. Matius berbicara tentang perdebatan antara  Orang Farisi dan 
Yesus berkaitan dengan hari Sabat. Para murid lapar. Mereka memetik 
bulir gandum dan makan walau tahu hari itu hari Sabat. Yesus tidak 
melarang murid-muridNya, karena lapar mereka makan.  Kaum Farisi 
mengeritik murid-murid Yesus karena memetik bulir gandum dan 
memakannya pada hari Sabat. 

Peraturan hari Sabat  sangat rumit dan mengikat.  Terdapat 39 pekerjaan 
yang dilarang pada hari Sabat. Larangan-larangan antara lain:  
menyalakan api, menyembelih hewan, menimba air, memotong kayu, 
membajak, menabur benih, menuai, memetik gandum,  menampi, 
menyalakan lampu, dan sebagainya. 

Orang Farisi menuduh murid-murid Yesus melanggar  aturan Sabat. 
Jawaban Yesus menyatakan dua tindakan yakni apa yang dilakukan Daud 
dan para imam. Raja Daud dan para pengikutnya memakan roti sajian 
bagi Yahwe yang hanya boleh dimakan oleh imam di bait Allah(1 Samuel 
21: 1-6). Lagi pula, di Bait Suci sendiri pada hari Sabat dilakukan 
upacara-upacara korban yang pada prinsipnya melanggar Hukum Sabat 
karena di sana api dinyalakan, hewan korban disembeli, para imam 
mengangkat daging korban/mempersembahkan   
ke atas altar. Bagi 

Yesus, kebajikan pokok adalah melayani manusia, bukan memuja hukum  
dan ritual. Dia mengutip Kitab Hosea:” Yang Kukehendaki ialah belas 
kasihan dan bukan persembahan (Hosea 6: 6). Dengan alasan tersebut, 
Yesus tidak mengatakan  bahwa hukum itu tidak penting.  Hukum boleh 
dilaksanakan tetapi tidak boleh  menjadi alasan untuk mengabaikan 
kemanusiaan.  

Yesus bukan seorang yang tidak suka dengan hukum yang mengatur 
kehidupan beragama. Namun Ia juga tidak suka kalau hukum diterapkan 
berlebihan. Ia mengkritik orang-orang Yahudi yang menafsirkan hukum 
agama secara legalistik. Hukum adalah salah satu sarana  bagi umat 
beriman menuju keselamatan. Oleh karena itu hukum tidak bisa 
dimutlakkan sebagai satu-satunya sarana  keselamatan. Di atas segala
galanya, cinta kristiani tidak boleh dikorbankan demi memenuhi egoisme 
pribadi. Ingatlah selalu ucapan Yesus berikut ini:” Sabat diciptakan untuk 
manusia, bukan manusia untuk Sabat”. 

Doa 

Ya Tuhan, ajarilah aku untuk mengutamakan keselamatan  daripada 
aturan-aturan yang membelenggu. Berilah aku pencerahan agar tidak 
menerapkan hukuman begitu keras tanpa belaskasihan dan menghukum 
orang tak bersalah atas nama pemerataan dan keadilan. Ajarilah aku 
untuk taat kepadaMu dalam segala situasi hidup..Amin. 

Sahabatku yang terkasih. Selamat  Hari Jumat Pekan Biasa XV. Salam 
doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan 
Putera dan Roh Kudus...Amin. (Sumber the katolik.com/kgg).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved