Berita NTT
BUMD Milik Pemprov NTT PT Flobamor Benahi Manajemen dan Kerja Sama
Dalam berbagai diskusi dengan sejumlah pihak, ia mengaku banyak dukungan agar ada pembenahan mendalam PT Flobamor.
"Manajemen ini kedepannya kita kelola lebih transparan. Sebenarnya PT Flobamor ini potensinya besar. Karena dia aneka usaha itu," ujarnya.
Sejak kepemimpinan dari awal tahun 2025, dia mengaku melakukan perubahan pada struktur manajemen. Bahkan, direncanakan ada penambahan struktur seperti satuan pengawas internal agar ada transparansi dalam pengelolaan.
Irawan menegaskan, ketiadaan modal sejak tahun 2010 membuat perusahaan ini menjadi kesulitan. Akibatnya setoran deviden juga tidak dilakukan. Alhasil, penyertaan modal pun terhambat.
Padahal kebutuhan modal itu sangat penting terutama ekspansi ke unit bisnis lainnya. Dilematis manajemen akibat tuntutan deviden membuat perusahaan ini terseok-seok.
Irawan mengaku dirinya pernah menyampaikan kondisi perusahaan ini Kementerian Dalam Negeri saat pemeriksaan oleh salah satu Inspektur Jenderal dari Kemendagri.
"NTT daerah peternakan. Pemerintah harus tambah Rp 2 miliar kecil sekali. Mereka (Kemendagri) omong begitu. Saya bilang, kalau bisa direkomendasikan dari hasil pemeriksaan," ujarnya.
Baca juga: Visualisasi Asmara Kumala Jamrud dan Gadis Golo Mori di Labuan Bajo Manggarai Barat
Dalam berbagai diskusi dengan sejumlah pihak, ia mengaku banyak dukungan agar ada pembenahan mendalam PT Flobamor. Hal itu agar ada ketertarikan dari investor untuk berinvestasi, termasuk penyertaan modal dari Pemprov NTT.
"Yang penting tata kelola kita benahi. Mereka siap support. Tahun ini belum karena efisiensi. Tapi niat baik itu kita senang. Jadi sekarang kita benahi tata kelola. Kita lebih transparan," ujarnya.
Bahkan kalaupun ada rekrutmen pegawai pada waktu selanjutnya, akan dilakukan secara terbuka. Ia ingin ada keterbukaan berbagai informasi maupun pengelolaan PT Flobamor agar ada kepercayaan publik.
Irawan mengatakan, selain kondisi demikian, PT Flobamor juga sedang melakukan pelunasan utang Rp 8 miliar di Bank NTT dari total pinjaman Rp 10 miliar sejak tahun 2016. Saat awal menjabat, status pinjaman itu juga pada kondisi macet.
Pinjaman itu, menurut dia hendak digunakan untuk membangun perumahan di Kelurahan Kayu Putih Kota Kupang, yang pada akhirnya mangkrak.
"Harusnya proyek perumahan itu jalan, sehingga keuntungan bisa bayar pokok dan bunga pinjaman. Sekarang tidak seperti yang direncanakan. Sehingga pembayaran dari unit usaha yang ada sekarang," ujarnya.
Irawan mengaku sedang merencanakan beberapa unit bisnis baru agar bisa membantu pemulihan keuangan di PT Flobamor. Ia berharap dukungan dari berbagai pihak sehingga perusahaan ini bisa kembali berkembang dan memberi kontribusi positif untuk Pemerintah.
Adapun usaha perdagangan peternakan tidak lagi berjalan karena kekosongan manajemen pada tahun 2024 saat berakhirnya masa tugas direksi sebelumnya.
Sama halnya juga dengan bisnis pengiriman TKI hingga unit usaha pengaspalan. Perusahaan-perusahaan itu kini sudah tidak lagi aktif. (fan)
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/flores/foto/bank/originals/Direktur-Utama-PT-Flobamor-Yufridus-Irawan-Rayon.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.