Berawal dari Sidoarjo, UMKM Makaroni SOS Jangkau Lebih Banyak Konsumen Bersama Shopee
Ini kisah sukses berkarya sebelum 30 tahun dari founder Makaroni SOS, Ahmad Adi Sudrajat dalam mengembangkan bisnis camilan lokal.
Penulis: Anniza Kemala | Editor: Content Writer
TRIBUNFLORES.COM - Tren camilan atau makanan ringan seakan tidak ada matinya! Saat kamu scrolling media sosial, pasti ada saja jenis camilan yang sedang hype dan ramai dibahas–seperti jajanan kaki lima, camilan rumahan, dan snack yang populer secara online.
Dari camilan lokal hingga camilan yang akrab dijumpai di lingkungan sekitar, makin banyak anak muda yang jeli melihatnya sebagai peluang bisnis yang menjanjikan.
Ahmad Adji Sudrajat adalah salah satu yang sukses memanfaatkan peluang tersebut melalui Makaroni SOS, UMKM asal Krian, Sidoarjo, yang didirikan di usia 23 tahun.
Berkat kemitraan dengan Shopee, Makaroni SOS pun tumbuh menjadi brand camilan lokal yang digemari konsumen di berbagai kota.
Makaroni SOS Olah Camilan jadi Peluang
Ahmad Adi Sudrajat, founder dari Makaroni SOS, membagikan kisah awal perjalanannya.
“Minat saya pada bisnis sudah muncul sejak SMA, mulai dari jualan gantungan kunci hingga jajanan kampus. Saat pandemi 2020, saya dan adik memutuskan untuk coba usaha snack rumahan, terinspirasi dari toko kecil milik ibu,” ungkapnya.
Dimulai dengan modal terbatas, Makaroni SOS menerima pesanan sejak malam pertama toko dibuka di Shopee. Ia pun belajar banyak hal secara otodidak dari segi produksi, kemasan, hingga melayani pelanggan.
Industri snack makaroni bukanlah pasar yang sepi pesaing. Namun, Makaroni SOS berhasil membangun daya tarik tersendiri lewat cita rasa yang khas dan kualitas produk yang terjaga.
Berbagai varian dihadirkan untuk menjawab selera konsumen, mulai dari makaroni kering, makaroni mekar, hingga makaroni bumbu basah yang tengah populer. Semua diproduksi dengan bahan baku berkualitas dan dikemas secara higienis menggunakan standar food grade.
Hal yang membedakan Makaroni SOS dari pesaingnya adalah, UMKM ini tak sekadar menjual camilan, tapi juga menjaga kepercayaan konsumen melalui kualitas, pengemasan yang aman, dan pelayanan yang cepat.
Bahkan, Ahmad dan tim juga bekerja sama dengan UMKM sekitar untuk mendukung proses produksi dengan tetap menerapkan standar kontrol kualitas yang ketat.
“Berbekal motto “Snack berkualitas yang sedang kamu inginkan dengan harga terjangkau,” tak disangka yang awalnya hanya puluhan pesanan per hari, kini bisa ribuan, dan kami mulai membuka lapangan kerja di lingkungan sekitar. Sekarang, dari dapur kecil di Krian, kami bisa layani ribuan pesanan tiap hari dan bertumbuh bersama Shopee,” ucap Ahmad.
Tak hanya itu, Makaroni SOS juga terus melakukan peningkatan layanan dan mengikuti berbagai program untuk terus upgrade pengetahuan tentang cara berjualan di Shopee.
Yang semula 1 sampai 5 pesanan per hari, meningkat menjadi 50 pesanan per hari. Peningkatan pesanan tersebut juga mendorong Makaroni SOS untuk menyerap lebih banyak karyawan, termasuk warga di area sekitarnya. Saat ini, Makaroni SOS bahkan mampu menerima hingga lebih dari 10.000 pesanan setiap harinya.
Baca juga: Sukses Berkarya Sebelum 30: THENBLANK, dari Ruang Tamu jadi Brand Fashion Urban Bersama Shopee
Jangkau Lebih Banyak Konsumen dengan Shopee
Bergabung di Shopee sejak 2021 menjadi titik balik penting dalam perjalanan Makaroni SOS. Platform ini membuka akses pasar yang lebih luas dan mempertemukan produk rumahan mereka dengan konsumen dari berbagai daerah.
Ikut Festival Jelajah Maumere 2025, UMKM Wolon Walu Jual Moke hingga Aneka Pangan Lokal |
![]() |
---|
Studio Foto Box Bajo Hadirkan Hiburan Unik di Turnamen Bupati Cup II Labuan Bajo |
![]() |
---|
Hearts2Hearts Membuat Iklan Shopee 9.9 Super Shopping Day Makin Seru dengan Nyanyi Lirik Indonesia |
![]() |
---|
Pedagang Rukiah Hadang Jual Makanan Tradisional di CFD Kupang, Raup Omzet Tinggi |
![]() |
---|
LIPSUS: Usaha Bata Merah di Wolomarang Sikka, Warisan Keluarga yang Jadi Harapan Warga |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.