Erupsi Gunung Lewotobi Laki laki

Warga di Zona Rawan, PGA Lewotobi Diminta Rutin Laporkan Peringatan Dini 

Sebanyak 130 kepala keluarga dengan total 600 jiwa di Dusun Podor dan Kampung Baru, Desa Boru,

Penulis: Paul Kabelen | Editor: Ricko Wawo
TRIBUNFLORES.COM/PAUL KABELEN
PENYINTAS-Sejumlah siswa penyintas erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, NTT, saat dijemput dengan mobil pikap ke sekolah, Sabtu (02/08/25).    

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen

TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA-Sebanyak 130 kepala keluarga dengan total 600 jiwa di Dusun Podor dan Kampung Baru, Desa Boru, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, NTT, hingga kini memilih bertahan di zona bahaya erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.

Demi keselamatan ratusan warga di kawasan rawan itu, Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Lewotobi diminta rutin melaporkan peringatan dini setiap kali terjadi peningkatan aktivitas.

"Memang idealnya seperti itu. Peringatan dini harus rutin dibuat," kata anggota DPRD Flores Timur dapil 7, Abdon Julius, Senin (04/08/25).

 

Baca juga: Penuh Abu Vulkanik Lewotobi, Aktivitas Warga di Kawasan Rawan Masih Normal

 

 

 

Politisi NasDem itu menilai Pos PGA Lewotobi selama ini cukup aktif menyampaikan laporan tentang peningkatan aktivitas kegempaan. Usai merilis peringatan, Lewotobi Laki-laki langsung meletus eksplosif paling lama satu jam pasca laporan tersebar ke masyarakat.

"Laporan aktivitas sangat dinantikan semua orang, khususnya warga-warga yang masih di zona rawan. Akhir-akhir ini kelihatannya sudah baik, semoga hal baik ini ditingkatkan," harap Abdon.

Abdon Julius mengkritisi Pemerintah Daerah Flores Timur yang belum maksimal melakukan mitigasi bencana menyeluruh. Khususnya bagi desa-desa di Kecamatan Ile Bura, yang aman dari material tetapi tak aman dari sisi jarak.

Wilayah Ile Bura beresiko terhadap banjir lahar dingin. Meski erupsi jarang mendatangkan abu ke sana, wilayah yang dekat dengan Lewotobi Laki-laki itu pernah dilanda luncuran awan panas hingga membuat salah seorang warga Nurabelen, meninggal.

"Harap diingat, bahwa Gunung Lewotobi itu dikelilingi oleh ribuan masyarakat, baik yang ada di Ile Bura maupun Wulanggitang. Mitigasi harus menyeluruh, agar mengurangi risiko," ucap Abdon.

Pos PGA Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang, beberapa waktu ini rutin memberikan peringatan. Laporan dibuat lalu disebarkan ke grup whatsapp dan facebok.

Selain itu, PGA tak absen melaporkan aktivitas kegempaan setiap 6-12 jam. Lewotobi Laki-laki masih Level IV (Awas) dengan potensi letusan eksplosif bisa terjadi kapan saja.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved