HUT Kemerdekaan RI
Sejarah Paskibraka dan Makna Formasi Tiga Kelompok Pasukan Pengibaran
Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) didirikan Husein Mutahar, pada tahun 1946, pada saat ibu kota Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta.
TRIBUNFLORES.COM- Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 80, dirayakan pada Minggu, 17 Agustus 2025. Upacara peringatan tak lepas dari peran penting dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka).
Kelompok pemuda-pemudi ini yang bertugas mengibarkan Sang Saka Merah Putih dan menurunkannya, baik di tingkat kabupaten, provinsi hingga nasional.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 51 tahun 2022 tentang Program Paskibraka, pembentukan Paskibraka tidak disiapkan sebatas untuk menaikkan dan menurunkan bendera pusaka pada peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, tetapi menjadi suatu program pengkaderan calon pemimpin bangsa yang berkarakter Pancasila.
Para calon Paskibraka juga telah melewati tahap demi tahap seleksi ketat untuk bisa menjadi bagian dari pasukan.
Setelah dinyatakan lolos, mereka mengikuti sistem pembinaan dalam pemusatan pendidikan dan pelatihan terdiri dari pembelajaran aktif ideologi Pancasila dan pemantapan nilai wawasan kebangsaan, pelatihan yang terdiri dari pelatihan kepemimpinan dan pelatihan baris-berbaris, serta pengasuhan untuk membentuk generasi yang tangguh, mandiri, dan berkarakter Pancasila.
Baca juga: Anak Tukang Cuci dan Tukang Ojek di Maumere Jadi Anggota Paskibraka Provinsi NTT 2025
Pembentukan Paskibraka tak lepas lepas dari sejarah. Paskibraka didirikan Husein Mutahar, pada tahun 1946, pada saat ibu kota Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta.
Memperingati HUT Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-1, Presiden Soekarno memerintahkan salah satu ajudannya, Mayor (Laut) Husein Mutahar, untuk menyiapkan pengibaran bendera pusaka di halaman Istana Gedung Agung Yogyakarta.
Pada saat itulah, di benak Mutahar terlintas suatu gagasan bahwa sebaiknya pengibaran bendera pusaka dilakukan oleh para pemuda dari seluruh penjuru Tanah Air, karena mereka adalah generasi penerus perjuangan bangsa yang bertugas.
Tetapi, karena gagasan itu tidak mungkin terlaksana, maka Mutahar hanya bisa menghadirkan lima orang pemuda (3 putra dan 2 putri) yang berasal dari berbagai daerah dan kebetulan sedang berada di Yogyakarta, salah satunya Siti Dewi Sutan Assin.
Lima orang tersebut melambangkan Pancasila. Sejak itu, sampai tahun 1949, pengibaran bendera di Yogyakarta tetap dilaksanakan dengan cara yang sama. Ketika Ibu kota dikembalikan ke Jakarta pada tahun 1950, Mutahar tidak lagi menangani pengibaran bendera pusaka.
Pengibaran bendera pusaka pada setiap 17 Agustus di Istana Merdeka dilaksanakan oleh Rumah Tangga Kepresidenan sampai tahun 1966.
Sejarah Paskibraka
Formasi Pasukan Paskibraka
Hari Kemerdekaan Republik Indonesia
HUT KE 80 RI
17 Agustus 2025
TribunEvergreen
TribunFlores.com
Anak Tukang Cuci dan Tukang Ojek di Maumere Jadi Anggota Paskibraka Provinsi NTT 2025 |
![]() |
---|
76 Calon Paskibraka Gladi Bersih Upacara HUT RI di Istana Merdeka, Ini Profil Mereka |
![]() |
---|
Cerita Merlin, Calon Anggota Paskibraka Nasional 2025 dari Alor NTT, Persiapkan Diri sejak SMP |
![]() |
---|
Anak Penjual Jagung Bakar di Maumere NTT Lolos Paskibraka Nasional 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.