Berita Manggarai
Riwayat Selvianus Sendo, Anak Kampung di Manggarai yang Kini Bersinar di Level Nasional
Siapa bilang kesuksesan hanya milik anak para pengusaha dan petinggi negeri? Tidak sedikit, anak-anak dari keluarga tak mampu
Penulis: Robert Ropo | Editor: Ricko Wawo
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Robert Ropo
TRIBUNFLORES.COM, RUTENG-Siapa bilang kesuksesan hanya milik anak para pengusaha dan petinggi negeri? Tidak sedikit, anak-anak dari keluarga tak mampu, malah melejit melangkah menuju puncak kesuksesan, walau mesti menapaki jalan terjal yang tak mudah dilintasi.
Seperti Selvianus Sendo, pria kelahiran 7 September 1979 asal kampung Langgo, Kelurahan Carep, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), menjadi salah satu bukti.
Betapa tidak, mantan Bankir 22 tahun itu, kini dipercayakan menjadi marketing Direktur PT Panorama Alam Sedulur (PT PAS) Jakarta, membawahi wilayah Indonesia Timur, meliputi Bali, Kalimantan, Ujung Pandang, NTB, NTT hingga Papua plus negara tetangga, Timor Leste. Sebuah posisi jabatan yang sangat strategis dalam menentukan arah kebijakan perusahaan.
Selvian, sapaan akrabnya, terpilih menduduki jabatan marketing direktur, pasca mengalahkan 150 orang lebih pesaing se-nusantara dalam seleksi.
Baca juga: Transformasi Layanan di Kantor Pertanahan Ngada Mudah dan Transparan dengan Sistem Elektronik
Guna mendukung kinerjanya sebagai Direktur Pemasaran PT. PAS, anak bungsu dari enam 6 bersaudara dari pasangan Ayah Petrus Dedok (alm) dan Ibu Sofia Sadung (79) ini mendirikan PT Panorama Alam Flores (PT. PAF) dan bertindak sebagai Direktur Utama.
Nantinya PT PAF akan bekerja sama dengan PT PAS Jakarta dalam mengembangkan bisnis kosmetik bermerk Trujiva, termasuk berbagai jenis rokok legal berbagai merek dagang.
Kepada TRIBUNFLORES.COM, Selasa 26 Agustus 2025, di Langgo Carep, Selvian, mengisahkan keputusannya meninggalkan jabatan terakhirnya sebagai Manager Bisnis Mikro di salah satu bank milik BUMN Kantor Cabang Ruteng, atas pertimbangan pribadi dan keluarga, sekaligus membaca peluang usaha di masa mendatang.
Dia bergabung dengan bank milik negara itu sejak September 2003 silam. Sejak bekerja di bank, dirinya telah dipercayai menduduki beberapa posisi penting seperti Kepala Unit di beberapa tempat seperti unit Motang Rua, Unit Reo, Unit Mano, Resident Auditor unit, Branch Risk & Complaince dan beberapa jabatan penting lainnya.
Ditanya bahwasannya jabatan setingkat Manager di bank milik perusahan negara yang telah diembannya beberapa tahun terakhir, tentu telah memberikan penghidupan yang layak, pria penyuka olahraga dan bernyanyi itu, hanya tersenyum lebar.
Kisah Hidup Masa Kecil Hingga Dewasa
Selvian bertutur, masa kecilnya hingga perguruan tinggi, menjadi kisah yang paling kelam dan terjal dalam menempah owner Universal Comersial Musik (UCM) itu. Bagaimana tidak, sejak bayi, Selvian, ditinggal pergi untuk selamanya oleh sang Ayah yang wafat pada 25 Juli 1981.
Kala itu, suami dari Elisabeth Lupdaryanti Dor, itu masih berusia dua tahun, sedangkan kakak sulung bernama Miseria Kordia, baru duduk di kelas sekolah dasar.
Sejak kepulangan sang Ayah Petrus Dedok di Tahun 1981, Ibunya Sofia Sadung berjuang seorang diri dalam membesarkan 6 orang anak.
Puji Tuhan, ungkap Ayah dari Yohana Graciavanya Sendo, sang Ayah Petrus Dedok (Alm) yang berprofesi sebagai Mantri Kesehatan Manusia mewariskan beberapa areal sawah sebagai peninggalan yang menjadi penopang hidup mereka.
Sejak ayahnya wafat, sang ibu, Sofia Sadung yang berprofesi ibu rumah tangga, beralih menjadi petani demi bisa menggarap sawah peninggalan sang suami, agar bisa memenuhi kebutuhan diri dan ke-enam orang anak termasuk biaya pendidikan anak.
Posisi sebagai anak bungsu tak berarti Selvian luput dari rutinitas di kebun bersama sang ibu dan kelima kakaknya, demi pemenuhan hidup.
Setiap hari usai sekolah, pria berkaca mata itu acap kali melewatkan kesenangannya bermain dan mesti pergi menyabit rumput ternak, membersihkan rumput pada pematang sawah hingga mencari kayu bakar.
Kendati ditempah kesulitan hidup sejak kecil, rupanya tak menyurutkan tekat Selvian
dalam mengejar cita-cita. Usai menamatkan pendidikan menengah atas di SMK Bina Kusuma Ruteng, penyuka tenis lapangan itu, melanjutkan pendidikannya di program studi D3 Teknik Sipil Universitas Undana Kupang dan tamat pada 2001.
Dikenang Selvian ada yang menarik saat momen diwisuda usai menempuh pendidikan D3 Teknik Sipil di Undana Kupang. Kala itu, dirinya terlambat memasuki ruangan tempat mereka diwisuda lantaran angkutan kota yang ditumpanginya terlambat tiba di lokasi wisuda akibat antre menunggu penumpang sepanjang perjalan dari kawasan Oesapa menuju lokasi Wisuda di bilangan Penfui Kupang.
Akibatnya, aktivis GMNI Kupang itu, terpaksa memasuki ruangan seorang diri di tengah sorotan mata para wisudawan serta para dosen yang sejak tadi telah menempati kursi yang telah disiapkan.
Pasca meraih gelar D3, Selvian kemudian lolos seleksi untuk bekerja di bank. Namun sebelum bekerja di bank pada tahun 2003, Selvian, sempat mengajar selama setahun di almamaternya, SMK Bina Kusuma Ruteng.
Didikan Sang Ibu Tunggal
Selvian berkisah, didikan sang ibu, Sofia Sadung, yang tak akan dilupakan sekaligus panduan hidupnya hingga kini, adalah wajib berdoa Rosario setiap malam menjelang tidur dan saat bangun pagi sebelum beraktifitas. Selain itu, disiplin dalam mengerjakan tugas dan tanggung jawab, menjadi syarat mutlak yang mesti dijalankan oleh setiap orang anak termasuk si bontot. Tradisi berdoa rosario sebagaimana ajaran sang ibu berikut semangat kerja keras, kini membuahkan hasil. Dari enam orang anaknya, kini telah memiliki pekerjaan tetap. Diusianya yang 79, sang ibu Sofia Sadung telah memiliki 19 orang cucu dan dan 6 orang cece.
Perayaan Misa Syukur
Sebagai ungkapan syukur atas kasih sayang Ilahi, Selvian juga akan menggelar perayaan misa syukuran keluarga yang akan digelar di Langgo, Carep Ruteng, Selasa 9 September 2025 nantinya.
Tak hanya itu, bagian lain dari ungkapan syukur dimaksud, pada pagi harinya Selasa 9 September 2025 pagi, PT PAS bekerja sama dengan PT PAF akan memberikan bantuan berupa beras masing-masing sebanyak satu 1 ton ke panti Asuhan Somascan dan panti Asuhan Wae Peca Ruteng.
Perayaan misa Kudus syukuran keluarga tersebut rencananya akan dipimpin RD Manfred Habur yang kini menjabat sebagai Rektor Unika St Paulus Ruteng dan akan dihadiri sekitar 500 undangan dari kalangan keluarga dan tamu undangan lainnya. (rob)
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
FKUB Temui Bupati Ngada ungkap Pencapaian Program |
![]() |
---|
Transformasi Layanan di Kantor Pertanahan Ngada Mudah dan Transparan dengan Sistem Elektronik |
![]() |
---|
Lebih dari Sekadar Berjualan: Ibu Dewi, Teman Setia Anak Sekolah di Perumnas Maumere |
![]() |
---|
Tujuh Tahun di Bawah Terik: Kisah Ibu Rismawati dan Dagangan Kecil di Jalan Mawar Maumere |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.