Mahasiswa KKN Unika Ruteng Sulap Posko Jadi Rumah Belajar untuk Tingkatkan Literasi Anak

‎Laporan Jurnalis Kampus Unika Ruteng, Even Mardivanto 

TRIBUNFLORES.COM, RUTENG - Semangat kolaborasi dan kepedulian terhadap pendidikan anak terlihat nyata di Desa Gara, Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai, NTT, Rabu 27 Agustus 2025.
‎
‎Sejumlah mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Katolik Indonesia (Unika) Santu Paulus Ruteng bergotong royong mengubah sebuah posko bekas menjadi rumah belajar fungsional bagi anak-anak.
‎
‎Tim KKN Tematik bersama masyarakat dan aparat Desa bahu membahu menyulap sebuah posko yang tidak terpakai itu menjadi rumah belajar bagi anak-anak.
‎
‎Yustina Jausa, salah seorang peserta KKN Tematik Unika Ruteng menjelaskan inisiatif tersebut dilakukan guna meningkatkan literasi dan memberikan akses pendidikan yang lebih baik bagi anak-anak di Desa Gara.

Baca juga: Cegah Pernikahan Dini, Mahasiswa KKN Unika Santu Paulus Ruteng Gelar Sosialisasi di SDI Rapas

‎
‎Ucik sapaan akrab Yustina Jausa mengungkapkan, rumah belajar ini bukanlah sebuah lembaga formal, melainkan sebuah pusat kegiatan belajar-mengajar tambahan yang difokuskan pada peningkatan minat baca, kemampuan literasi, dan bimbingan belajar gratis bagi anak - anak.
‎
‎Ucik menuturkan, kegiatan ini merupakan bagian dari program KKN Tematik 2025 yang diusung oleh mahasiswa Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng.
‎
‎Sementara itu, Yohanes Jehadut, salah seorang tokoh masyarakat mengungkapkan, perombakan posko bekas menjadi rumah belajar fungsional muncul atas dasar inisiatif dan keprihatinan mereka melihat banyak anak-anak yang kesulitan membaca.
‎
‎"Ide ini muncul dari keprihatinan kami melihat banyak anak-anak yang kesulitan membaca. Selain itu, semangat antusiasme dari anak- anak ingin sekali punya rumah belajar. Oleh karena itu, kami sangat terbantu dengan kehadiran adik-adik mahasiswa KKN yang membawa ide ini dan bekerja sama dengan kami," ungkap Yohanes.
‎
‎Namun lokasi yang dipilih, kata Yohanes, merupakan lahan kosong milik masyarakat yang diizinkan untuk digunakan sebagai posko. Dan saat ini disulap menjadi rumah belajar. Posko ini, kata Dia, akan segera beroperasi setelah perombakan.
‎
‎Yohanes menegaskan, perombakan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengatasi kesenjangan pendidikan. Sebab, banyak anak-anak di Desa Gara yang kesulitan dalam pelajaran di sekolah karena keterbatasan fasilitas dan pendampingan. 
‎
‎Sementara itu, Aris, seorang guru honorer di Sekolah Dasar Inpres Rapas, Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai mengakui, anak-anak di sini memiliki potensi besar untuk belajar.
‎
"Kami melihat potensi besar pada anak-anak di sini. Mereka hanya butuh sedikit dorongan dan lingkungan yang mendukung," ungkap Aris.
‎
‎Aris berkata, kolaborasi dengan mahasiswa KKN ini sangat membantu mewujudkan mimpi mereka di Desa Gara. 
‎
Kegiatan ini, kata Aris, murni digerakkan oleh swadaya dan kerja sama antar mahasiswa KKN dan Desa Gara.
‎
‎Dirinya menegaskan, perombakan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengatasi kesenjangan pendidikan. Sebab, banyak anak-anak di Desa Gara yang kesulitan dalam pelajaran di sekolah karena keterbatasan fasilitas dan pendampingan. 
‎
‎Hal senada juga diungkapkan Vira, salah seorang peserta KKN Tematik Unika Ruteng. 
‎
Vira mengungkapkan, kolaborasi dengan masyarakat sangat membantu mewujudkan mimpi kami dan juga anak-anak.
‎
‎"Kami tidak menunggu bantuan besar. Kami mulai dengan apa yang kami punya. Batu bata demi batu bata kami kumpulkan, dan ini adalah bukti bahwa ketika kita bersatu, hal-hal besar bisa terjadi," demikian dijelaskan Vira kepala TribunFlores.
‎
‎Pihaknya berharap, dengan adanya rumah belajar, anak-anak di Desa Gara bisa mendapatkan bimbingan lebih intensif. 

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News