BPJS Kesehatan Ende

Anak-anak di Daerah Produktif Pangan di Ende Masih Alami Stunting

"Pola asuh ini peran PPK untuk penyadaran masyarakat, hal ini terbukti di wilayah-wilayah kita yang

Penulis: Albert Aquinaldo | Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM/ALBERT AQUINALDO
REMBUK STUNTING - Acara rembuk stunting tingkat Kabupaten Ende di Kantor Bupati Ende, Selasa (7/10/2025). 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Albert Aquinaldo

TRIBUNFLORES.COM, ENDE - Meski dikenal sebagai daerah dengan kategori produktivitas pangan yang tinggi, tidak menjamin anak-anak di wilayah itu terhindar dari stunting. 

Beberapa daerah di Kabupaten Ende yang masuk kategori produktivitas pangan yang tinggi seperti Wewaria dan Detusoko justru masih mencatat angka stunting yang mengkhawatirkan.

Wakil Bupati Ende, drg Dominikus Minggu Mere menyebutkan, hal ini disebabkan oleh faktor pola asuh ibu terhadap anak.

"Pola asuh ini peran PPK untuk penyadaran masyarakat, hal ini terbukti di wilayah-wilayah kita yang produktivitas pangannya bagus banyak anak juga yang stunting contoh di Welamosa dan Detusoko, nah ini berkaitan dengan pola asuh," ujar drg Domi Mere kepada TribunFlores.com, Selasa (7/10/2025) usai memberikan materi pada acara rembuk stunting tingkat Kabupaten Ende di Kantor Bupati Ende. 

 

Baca juga: Tak Perlu ke Kantor BPJS, Petugas PLN di Labuan Bajo Nikmati Kemudahan Mobile JKN

 

 

Ia menekankan, ada dua intervensi penanganan stunting yakni dari aspek penyebab baik spesifik maupun sensitif. 

"Di hulu itu ketahanan pangan, dari sektor pertanian, kita kembali mengingatkan teman-teman yang bergerak di sektor pertanian untuk menyiapkan ketahanan pangan keluarga, kemudian yang penting juga pola asuh untuk penyadaran masyarakat," tandas dia. 

Penanganan lain, lanjut mantan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTT ini mengatakan, juga melibatkan sektor kesehatan yang dimulai memperhatikan dari hulu mulai dari remaja putri, ibu hamil/menyusui, anak usia dibawah tahun (0-24 bulan) dan sasaran yang perlu diperhatikan dengan pemberian PMT serta kegiatan-kegiatan lain. 

Termasuk monitoring berkelanjutan oleh pemerintah kecamatan dan desa di wilayah Kabupaten Ende.  

Wabup Domi Mere menyebutkan, jumlah stunting di Kabupaten Ende pada tahun 2025 mengalami peningkatan yakni 30,2 persen naik dari 27 persen pada tahun sebelumnya. 

Peningkatan ini, kata dia, disebabkan oleh perhatian yang dilakukan selama ini tidak terfokus.

"Untuk penanggulan stunting inikan kita perlu fokus di lokus-lokusnya anak-anak stunting itu, kita perlu tahu betul by name by address nya, kita perlu tahu juga program pencegahannya secara baik termasuk juga ketersediaan dana, inikan kita bisa lakukan dari dana desa, pemberian PMT," ujar Wabup Domi Mere.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Komentar

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved