Namun untuk mendapat jawaban itu, Moang Lesu diajak Dzog Worila bersama-sama berlayar menuju Malaka. Setibanya di Malaka, Moang Lesu bertemu Gubernur Malaka. Ia menyampaikan tujuan kedatangan untuk mencari "Tanah Moret".
Gubernur Malaka mengatakan ada kehidupan yang bahagia dan kekal setelah kematian di dunia ini. Tetapi untuk mendapatkan itu, Moang Lesu harus membangun gereja dan mengikuti ajaran-ajaran gereja.
Baca juga: Lantik Tiga Penjabat Kepala Desa, Ini Pesan Camat Mego di Sikka
Persyaratan disampaikan Gubernur Malaka disetujui Moang Lesu. Ia bersedia mengikuti pelajaran Agama Katolik, pelajaran ilmu politik dan pemerintahan dijalaninya selama tiga tahun.
Moang Lesu akhirnya dibaptis dengan nama Don Alexius Ximenes da Silva dan dilantik oleh Gubernur Tanah Malaka sebagai Raja Sikka.
Tiga tahun berada di Malaka, Moang Lesu memutuskan kembali ke Kampung Sikka. Sebagai hadiah kepada Gubernur Malaka, ia menyerahkan emas dan wewangian yang dalam Bahasa Sikka disebut "ambar menik" atau muntahan ikan paus.
Sebaliknya, Gubernur Malaka nenghadiahkan Salib Senhor, Patung Meninu (Patung Kanak-kanak Yesus sebagai Raja), Tugur Griang (panji yang bergambar orang kudus), Regalia kerajaan dan sejumlah batang gading berukuran besar dan sedang.
Baca juga: Takut Ditilang, Pengendara motor di Sikka Panik dan Nekat Lawan Arah
Pada tahun 1600, Moang Lesu kembali ke Kampung Sikka bersama seorang guru agama berkebangsaan Portugis bernama Agustino Morenho. Di Kampung Sikka, Agustinho Morenho menyelenggarakan upacara pengukuhan kembali Moang Lesu menjadi Raja Sikka. Semenjak itu, Agustinho Morenso mulai mengajar iman Katolik kepada keluarga Raja Sikka. Dia juga memimpin upacara Liturgi Gereja termasuk Liturgi Logu Senhor pada hari raya Jumat Agung yang dalam Bahasa Sikka, Sexta Vera.
Sejak itulah upacara Logu Senhor dilaksanakan setiap tahun pada perayaan Jumat Agung.
Prosesi Logu Senhor sempat ditiadakan oleh para Imam Jesuit yang menjadi Pastor Paroki Santo Ignatius Loyola Sikka. Namun, kesepakatan umat dan persetujuan pastor paroki maka Logu Senhor kembali dilaksanakan.
Perayaan Jumat Agung, 15 April 2022 Logu Senhor digelar lagi di Kampung Sikka, setelah dua tahun absen karena pandemi Covid-19. Kehadiran umat Katolik dibatasi tidak seperti perayaan tahun 2019 dihadiri sekitar 11.000 umat Katolik dari berbagai penjuru Indonesia.