TRIBUNFLORES.COM - Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL), pada Jumat (10/6) dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Alor pada hari ke dua, Gubernur NTT mengunjungi Polisi Sektor (Polsek) Alor Barat Daya.
Dalam Kunjungan yang berdurasi sekitar 30 menit, Gubernur NTT meninjau kegiatan Inovasi yang digagas oleh Kapolsek Alor Barat Daya, Iptu. Jeane Skala yaitu Orang Tua Asuh Anak Stunting dan Pojok Baca.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur VBL mengungkapkan bahwa dalam mewujudkan generasi emas di 2045, tentunya Stunting harus menjadi masalah kita bersama dan harus dikerjakan dengan cara Kolaborasi.
Baca juga: Pemda Flotim Kaji Ulang SK Mutasi, Staf Lalai Diperiksa Inspektorat
"Di Sektor Kesehatan, masalah serius yang kita hadapi yaitu Kematian Ibu dan Anak, akan tetapi untuk mewujudkan generasi emas di 2045, stunting juga menjadi masalah serius dan memberikan dampak buruk bagi kita di Nusa Tenggara Timur," Ungkap Gubernur Viktor.
"Hari ini kita berada di angka 22 persen secara nasional, sehingga kita harapkan, penanganan stunting di Nusa Tenggara Timur, harus dikerjakan secara Kolaborasi," pungkas Gubernur VBL.
Rapat kerja Gubernur bersama Bupati, Forkopimda Kabupaten Alor dan Pimpinan Perangkat Daerah se Kab. Alor
Beranjak dari Kantor Polsek ABAD Gubernur NTT bersama rombongan berangkat ke Kantor Camat Alor Barat Daya sebagai agenda kerja kunker yang kedua.
Pada kesempatan ini Gub VBL melakukan rapat kerja bersama seluruh aparat daerah setempat guna membahas hal-hal yang masih menjadi polemik dalam kehidupan sehari-hari. Dalam rapat yang dihadiri para kepala desa, Camat, warga masyarakat, Gub VBL mengajak agar masyarakat mau bekeja keras dan merubah mindsetnya.
Baca juga: BREAKING NEWS: Polisi Tangkap Oknum Mahasiswa Asal Papua di Ende, Beli Narkoba dari Spanyol
“Tanpa merubah pola pikir kita tidak akan berkembang. Milikilah pola pikir yang maju, yang memikirkan gagasan-gagasan yang maju. Kita tidak bisa menanti dalam diam saja melainkan mencoba sesuatu yang lain yang membawa kemajuan bagi daerahnya.
Di akhir rapat masyarakat di beri kesempatan untuk bicara apa saja yang menjadi kegundahan hati mereka, salah satunya adalah masalah jalan yang masih banyak belum di perbaiki kiranya tahun depan sudah bisa selesai dilaksanakan dan penerangan.
“Ibarat pepatah, terang di pagi hari gelap dari siang sampai malam, dikarenakan kami begitu sangat mendambakan listrik untuk lampu jalan” demikian juga ungkapan hati dari seorang warga desa bernama Dominggus Apha.
Bahwa kampungnya butuh lampu jalan, kemudian dijawab oleh putra Semau itu ke depannya sekitar 5 tahun lagi diharapkan sudah terpenuhi semuanya, dimana saat ini pemerintah Nusa Tenggara Timur sedang mengupayakan bukan hanya listrik saja tapi juga infrastruktur-infrastruktur lainnya yang juga penting, sebagai upaya pemerintah daerah untuk kesejahteraan masyarakat ke depannya.
Menanggapi suara hati masyarakatnya, Bupati Alor juga mengatakan ”Alor sudah sampai pada taraf 83 persen masih 13 persen yakni 32 desa dari 175 desa kelurahan yang masih belum mendapat aliran listrik diharapkan tahun 2023 sudah selesai semua”,
Menyambung pertanyaan seorang bapak bernama Usu yang meminta bantuan akan program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) warga meminta perhatian pemerintah provinsi, dan Bupati Alor mengatakan bahwa TJPS ini adalah sebuah program yang baru saja dilaksanakan petani alor, bahwa biar baru memulai, dengan hasil yang masih relatif kecil tapi Alor sudah melaksanakannya.
Baca juga: DPRD Flotim Soroti Ulah Oknum ASN Viralkan SK Mutasi Jabatan di Medsos
Peninjauan Industri Minyak Kayu Putih