Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Kristin Adal
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE- Belajar tentang tentang kopi sejak 2007, Marselina Wulu (43), ibu rumah tangga asal Kabupaten Ngada akhirnya dapat melakoni profesi sebagai Q-Grader kopi.
Q-Grader Kopi adalah seseorang yang bertanggung jawab menjalankan penelitian terhadap cita rasa kopi.
Ditemui TRIBUNFLORES.COM, Selasa, 20 September 2022, Q-Grader Kopi yang kerap disapa Lina ini mengaku, lewat profesi yang ia geluti itu, ia mau memberikan ruang eksistensi bahwa dirinya mampu mejadi tuan atas barangnya (kopi) sendiri.
Kisahnya, menjadi Q-Grader atau penguji kualitas penelitian kopi bukan hal yang muda atau asal jadi. Sebelum menjadi seorang Q-Grader Kopi yang dikenal banyak orang hingga bertandang ke luar negeri Lina bahkan sempat terlebih dahulu belajar mandiri tentang dunia kopi di Kabupaten Ngada yang adalah tempat lahirnya.
Baca juga: Festival Wolobobo 2022, Pemkab Ngada Gelar Workshop Kopi
Lina mengungkapkan Ngada merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Flores dengan penghasil kopi arabika terbesar di Indonesia. Dikarenakan menjadi penghasil kopi terbesar, secara tidak langsung Ngada memudahkan Lina dalam belajar tentang dunia kopi karena kebutuhannya akan bahan kopi cepat didapat.
Di Ngada, Lina memiliki kebun Arabika sendiri. Di kebun kopi arabika miliknya, Lina mampu menghidupi roda ekonomi keluarga. Selain itu di kebun kopi, ia belajar tentang kopi lebih mendalam.
Usahanya pun tak sia-sia, pada Tahun 2016, Lina difasilitasi oleh LSM Rikolto In Indonesia mengikuti pendidikan di Instituet Specialty coffe asossiation of Indonesia, di 5758 Coffe Lab, Geger Kalong, Bandung.
Usai menyelesaikan pendidikan, Lina menjadi 7 dari 13 peserta yang lulus dan mendapat Q-Grader Certificate, dari Coffe Qualitiy Instituet USA yang datang dari beberapa daerah penghasil kopi di Indonesia. Ia menjadi Q-Grader asal NTT satu-satunya.
Baca juga: Sensasi Seruput Kopi Di Kampung Adat Wologai dan Hutan Pinus Kabupaten Kebesani
Tentunya pendidikan yang diperoleh ini menjadi pengalaman berharga bagi Lina. Walhasil sekembalinya dari sana, Lina dipercayakan Universitas Flores (UNFLOR) Ende untuk melatih mahasiswa tentang dunia kopi.
Bahkan, ia pernah dikontrak kerja sama selama dua tahun oleh perusahaan asing tahun 2018-2019 sebagai salah satu tenaga uji kualitas kopi di Indonesia.
Lina mengaku bangga bisa mengambil bagian dalam meningkatkan kualitas kopi di Pulau Flores dan Indonesia lewat kepercayaan yang ia peroleh.
Kepada TRIBUNFLORES.COM, saat ditemui di Wolobobo,pemilik UMKM Arabika Kopi Flores ini menuturkan, bahwa
untuk menjadi seorang Q-Grader, butuh proses yang panjang, dan latihan ekstra.
Baca juga: Tiga Bupati di Manggarai Raya Hadiri Launching Kopi IG Flores
"Yakni, belajar bagaimana mengenali indera pengecap, belajar membedakan berbagai rasa, belajar menggunakan indera penciuman untuk mengenali aroma kopi dan bagaimana setiap rasa berinteraksi," ungkapnya.
"Menjadi Q-Grader akhirnya saya bisa tahu dan membedakan kopi yang enak seperti apa.
Bukan sekedar mendengar cerita orang. Saya mau menjadi tuan atas barang saya sendiri.
Saya harus tahu kopi saya enak atau tidak," katanya lagi.