Piala Dunia 2022 Qatar

Final Piala Dunia 2022, Statistik Pemilik Nomor 10 Argentina dan Prancis, Deschamps vs Scaloni

Penulis: Laus Markus Goti
Editor: Laus Markus Goti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

FINAL PIALA DUNIA 2022, Argentina vs Prancis, Minggu 18 Desember 2022.

Seiring kegagalan tim Tango di Piala Dunia 2018, mereka memecat Sampaoli, dan Scaloni pun menjadi pelatih, sampai sekarang.

Baca juga: Piala Dunia 2022, Prediksi Pelatih PSN Ngada Bakal Terbukti? Satu Langkah Lagi Argentina!

 

Namun, sepak bola bukan melulu soal bagaimana pengalaman pelatih, atau bagaimana taktiknya di lapangan.

Ada banyak faktor lain yang berperan: mentalitas, dan kekompakan tim, peran para pemain bintang yang kerap jadi pembeda, hingga juga faktor keberuntungan.

Maka, menyebut Deschamps lebih diunggulkan dari Scaloni semata-mata karena lebih tinggi jam terbangnya, tentunya penilaian yang sangat terburu-buru.

Meski, tak diragukan juga bahwa faktor pengalaman bakal menjadi poin krusial pada laga final ini. 

Bagaimana pun, Deschamps termasuk pelatih langka, satu dari enam pelatih di dunia yang pernah membawa timnya dua kali ke final Piala Dunia.

Deschamps berbagi tempat dengan legenda Argentina, Carlos Salvador Bilardo yang memimpin negaranya ke dua final, dengan kemenangan di Meksiko 1986, dan kekalahan di Italia 1990, keduanya melawan Jerman.

Baca juga: Piala Dunia 2022, Shakira Pelantun Waka - Waka Cuit This Time For Africa Usai Maroko Tekuk Portugal

 

Juga termasuk dalam daftar elite ini adalah duo arsitek Jerman, Franz Beckenbauer, dan Helmut Schön. Beckenbauer memimpin "Die Mannschaft" di Meksiko 1986 dan Italia 1990, masing-masing dengan kekalahan dan kemenangan.

Sedangkan Schön memimpin tim Jerman di putaran final Piala Dunia 1966 melawan Inggris, di mana mereka dikalahkan, dan berjaya di Jerman pada 1974 setelah mengalahkan Belanda. 

Perlu dicatat bahwa Schön memimpin Jerman di empat Piala Dunia, 1966, 1970, 1974 dan 1978, yang mencakup dua partai final.

Pelatih masyhur lain yang pernah ke final dua kali adalah Mario Lobo Zagallo, yang memimpin Brasil di Meksiko 1970, di mana dia memimpin Scracht du Oro meraih gelar, dan di Prancis 1998 di mana dia dikalahkan oleh tuan rumah.

Dari daftar istimewa ini, muncul Vittorio Pozzo sebagai sosok paling menonjol.

Pria Italia ini memimpin skuat Azurri menjuarai Piala Dunia 1934 yang digelar di Italia, dan 1938 di Prancis.

Baca juga: Jarang Diketahui! Ini Makna Pohon Natal dan Pernak-Pernik Natal Lainnya

 

Sejauh ini, hanya dia satu-satunya pelatih yang pernah membawa timnya juara dunia dua kali secara beruntun.

Terakhir, ada nama Deschamps yang memimpin Prancis meraih gelar di Rusia 2018, dan sekarang sedang mengincar gelar kedua berturut-turut untuk menyamai rekor Pozzo nun 84 tahun silam.

Namun, di depannya menantang pria lebih muda yang ambisius, agresif, dan tak kenal takut.
Faktanya, meski baru empat tahun menukangi Albiceleste, dan jejak rekamnya kurang meyakinkan, Scaloni telah menggoreskan catatan istimewa.

Scaloni berhasil melakukan hal yang tak bisa dilakukan para pelatih tim Tango sebelumnya dalam kurun waktu 28 tahun terakhir. 

Dia sukses mempersembahkan trofi Copa America 2021 setelah mengalahkan Brasil di babak final.

Pria 44 tahun ini tak mau didikte, dan tahan dengan segala kritikan.

Baca juga: Jelajah Keindahan Panorama Alam Tanjung Eputobi Flores Timur

 

Dia bersikeras memilih pemain sesuai seleranya. Dia berani melawan semua orang, termasuk juga mendiang Diego Armando Maradona.


Salah satu kritikan Maradona yang terkenal adalah, "Masalah utama Scaloni, dia mencari para teknisi, dan alih-alih pergi ke Piala Dunia, mereka justru dibawanya ke kejuaraan dunia balap motor," ujar Maradona menyindir saat itu.

Faktanya, Scaloni sekarang sukses membawa Argentina ke fase paling menentukan. Hanya dengan 56 laga, dia mengantarkan tim Tango ke final Piala Dunia, melawan Deschamps yang jauh lebih berpengalaman. (Tribunnews/den).

Berita Piala Dunia 2022 Lainnya