Berita Flores Timur

Trauma ASF, Warga Flotim Kuatir Babi Bantuan Pemerintah Pusat Jangkit Ternak Lain

Editor: Hilarius Ninu
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan, Sebas Sena Kleden (kanan) dan Kepala Bidang Kesehatan Hewan, drh. Vian Kiti Tokan saat dikonfirmasi wartawan, Selasa 17 Januari 2023.

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen

TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA-Wabah penyakit African Swine Faver (ASF) atau demam babi Afrika di Kabupaten Flores Timur, Pulau Flores belum berakhir.

Warga semakin kuatir pasca mendapat informasi bahwa sampel darah ternak babi bantuan Pemerintah Pusat positif virus ASF.

Warga Desa Watotutu di Kecamatan Ile Mandiri, Paulus Weking mengaku trauma mengingat ASF banyak menewaskan ternak mereka selama hampir tiga tahun terakhir. Ia juga takut virus yang bersumber dari ternak bantuan Pemerintah Pusat menular ke babi lainnya.

"Kuatir sekali. Saya punya ada satu ekor dapat dari bantuan pemerintah, tetapi badannya sering gatal dan timbul bintik-bintik merah. Sementara babi lain yang bukan bantuan itu aman," katanya kepada wartawan, Selasa 17 Januari 2023.

Baca juga: Virus ASF Terdeteksi di Flores Timur, Sampel Darah Babi Bantuan Dilaporkan Positif

Menurut dia, petugas dari Dinas Perkebunan dan Peternakan Flores Timur beberapa kali mendatanginya bersama warga setempat untuk memberikan suntikan vaksin, vitamin, dan memberikan edukasi mencegah penyebaran virus.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan, drh. Vian Kiti Tokan, mengatakan sebanyak 30 ekor ternak babi bantuan Pemerintah Pusat mati namun belum dipastikan apakah terserang virus ASF atau tidak.

"Kita dapat 50 bantuan ternak babi yang kita salurkan ke dua kelompok dalam wilayah Larantuka. Ada 30 yang mati dan 20 diantaranya sudah karantina," katanya.

Untuk memastikannya, katanya, pihaknya mengirim tujuh sampel darah babi di Laboratorium Penguji Balai Besar Veteriner Denpasar, Bali belum lama ini. Hasilnya menyebutkan satu sampel positif ASF, sementara siasanya terkontaminasi positif penyakit lain.

"Babi yang mati ini 30 ekor, tetapi tidak semuanya disebabkan ASF karena sampel organ yang kita kirim itu negatif ASF dan Hokulera," katanya.

Baca juga: Pengeroyokan ODGJ di Lembata Belum Ada Tersangka, BEKUK akan Demo saat Kapolda NTT ke Lewoleba

 

 

Menurutnya, ternak bantuan Pemerintah Pusat dinyatakan positif virus ketika sudah berada di Kota Larantuka kurang lebih satu minggu. Ia memastikan bantuan mulanya belum terpapar ASF karena pendistribusian melewati pemeriksaan PCR dan hasilnya negatif.

Untuk mencegah terjadinya penularan, masyarakat dilarang keras mendistribusikan daging babi yang berasal dari babi sakit ataupun mati akibat penyakit. Pemilik ternak juga diimbau melaporkan kepada petugas apabila mendapati ternaknya mati mendadak.

"Penyakit ASF dapat menular melalui kontak langsung dengan babi peliharaan, binatang dan serangga, peralatan kandang, serta pakan yang terkontaminasi," jelasnya.

Halaman
12