Kasus DBD di Sikka

20 Anak Pasien DBD Rawat Intesif di RS TC Hillers Maumere, Dokter Bilang Masuk Fase Kritis

Editor: Gordy Donovan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

RUANG MELATI - Pasien demam berdarah dengue (DBD) anak menjalani perawatan di Ruang Melati RS. TC.Hillers Maumere, Senin 20 Februari 2023. Dokter anak menyebutkan penderita demam berdarah didominasi anak-anak. Semua bad pasien di ruangan Melati terisi penuh. Pasien yang dirawat juga sudah memasuki fase kritis. Hingga harus dibantu dengan pemasangan infus.

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.Com, Kristin Adal

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE -  Ruang Melati di Rumah Sakit TC. Hillers Maumere masih dipenuhi 20 anak pasien DBD yang menjalani perawatan intensif, Senin 20 Februari 2023.

Dokter Mario B. Nara SpA, mengatakan kasus DBD di Kabupaten Sikka mengalami peningkatan sejak Januari 2023 hingga 20 Februari 2023.

Tercatat 219 kasus, dengan rincian pasien DBD bulan Januari 2023 mencapai 103 orang dan Februari 2023 mencapai 116 orang.

Baca juga: Warga Maumere Protes Dilayani Beli Beras Murah 5 Kilogram

 

Ia menyebutkan penderita demam berdarah didominasi anak-anak. Semua bad pasien di ruangan Melati terisi penuh. Pasien yang dirawat juga sudah memasuki fase kritis. Hingga harus dibantu dengan pemasangan infus.

" Hari ini pasien anak-anak yang masih menjalani perawatan karena terjangkit DDB
ada 20 anak. Mereka sudah mengalami fase kritis, banyak yang mengalami muntah dan sakit perut. Mereka harus dibantu dengan infus," kata dr. Mario saat dijumpai TRIBUNFLORES.COM Senin pagi di RS TC Hillers Maumere.

Dokter anak ini menuturkan, pasien DBD yang dirawat di rumah sakit merupakan pasien rujukan dari puskemas. Mayoritas pasien anak banyak mengalami trombosit turun. Ia selalu menghimbau keluarga pasien untuk memperhatikan asupan makanan bergizi dan rutin memberikan vitamin.

Baca juga: 3 Kasus DBD Ditemukan di Lingkungan Mapolres Sikka, 2 Sembuh 1 Dirawat di RSUD TC Hillers Maumere

Jumlah penularan kasus DBD cendrung flukutatif. Hal ini menurut dr. Mario karena kondisi cuaca dapat berdampak pada dinamika vektor, perkembangan virus dengue dan interaksi antara nyamuk dengan manusia.

Hujan terus menerus menguyur membuat banyak genangan air dan populasi Aedes aegypti akan meningkat karena telur yang belum menetas akan menetas ketika habitat perkembangbiakannya mulai tergenang air hujan.

"Kami tidak bisa mengatakan bahwa kasus DBD mengalami penurunan, karena ini yang terjadi naik turun. Cuaca juga ikut berpengaruh.Kondisi ini akan meningkatkan populasi nyamuk sehingga menyebabkan peningkatan penularan penyakit Demam Berdarah Dengue," ujarnya.

Berita TRIBUNFLORES.COM lainnya di Google News