Kita tidak hanya melakukan karya diakonia karitatif, yang memberikan bantuan material langsung kepada korban yang membutuhkan, tetapi juga karya diakonia transformatif yang menganimasi dan memfasilitasi umat agar mengembangkan ekonomi yang mensejahterakan “di atas kaki sendiri”.
Program Pastoral Ekonomi Berkelanjutan kita mengusung motto SAE: Sejahtera, Adil dan Ekologis. Motto ini sangat relevan dan cocok dengan tradisi puasa (pantang). Sedekah dan berdoa dalam masa Pranaskah ini. Sebab dengan melakukan puasa dan pantang, kita sesungguhnya mengolah dan mengendalikan diri, agar hati kita semakin terbuka lebar bagi sesama yang menderita.
Puasa adalah bagian dari gerakan ekonomi yang solider. Melalui puasa dan pantang, kita membatasi kebiasaan makan-minum (konsumtif) dan dengan itu mengurangi eksploitasi alam. Ini adalah bagian dari gerakan ekonomi yang ekologis.
Selanjutnya, dengan bersedekah, kita terlibat dalam gerakan memuaskan lapar dan dahaga sesama yang menderita: maka, sedekah adalah wujud nyata ekonomi yang berbagi. Dengan berdoa, kita mengungkapkan bahwa seluruh aspek kehidupan hanya memperoleh makna dan pemenuhannya yang sejati ketika terarah kepada persatuan dengan Allah.
Baca juga: Uskup Ruteng Mgr. Siprianus Hormat Pimpin Misa Pentahbisan 15 Diakon di Ritapiret Maumere
Sangatlah menarik secara paradoks, Yesus meminta air kepada perempuan Samaria, tetapi kemudian perempuan itu dituntun untuk menemukan sumber air sejati dalam diri Yesus. Hanya dalam diri-Nya, manusia memperoleh minuman hidup kekal, yang memuaskan dahaga hidup yang fana ini.
Hal itu berarti bahwa seluruh pastoral pengembangan ekonomi untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan umat hanya terwujud dalam perjumpaan dan persatuan dengan Yesus, sumber air kehidupan yang sejati.
Gerakan Ekonomi SAE juga bertolak dari peristiwa Salib Tuhan, yang kita renungkan dan hayati secara khusus dalam masa Prapaskah ini. Yesus memikul salib, bukan sekadar untuk berbelarasa dengan manusia yang menderita, melainkan salib sesungguhnya merupakan protes terhadap segala bentuk penindasan, pemerasan, kemiskinan dan kekerasan di tengah dunia ini.
Salib adalah ungkapan perjuangan Tuhan untuk membangun dunia baru yang adil, sejahtera dan manusiawi. Salib adalah gerakan keluar dari egoisme, termasuk keluar dari lingkaran ekonomi yang hanya terarah kepada profit/keuntungan, menuju ekonomi yang mengabdi pada martabat pribadi manusia dan melayani kesejahteraan bersama.
Salib adalah sebuah protes terhadap ekonomi narsis, dan sebuah proklamasi ekonomi solider. Karena itu Jalan Salib bukanlah sekadar ekspresi emosional kita yang terharu dan iba dengan Tuhan yang menderita, melainkan merupakan gerakan solidaritas kita untuk membangun kehidupan bersama yang sejahtera, adil dan bahagia. Dengan demikian perjuangan mewujudkan ekonomi berkelanjutan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari ziarah iman mengikuti jalan salib Tuhan.
Para imam, biarawan/wati dan seluruh Umat Allah Keuskupan Ruteng yang dikasihi Tuhan!
Apa saja yang dibuat bersama Tuhan, tidak akan pernah sia-sia. Manakala kita berjalan dengan Yesus dalam peristiwa salib, kita boleh juga bersukacita dengan-Nya dalam peristiwa Paskah. Dalam kebangkitan Yesus, Allah memaklumkan kemenangan kehidupan atas kematian, kerahiman atas dosa manusia, cinta atas kebencian, solidaritas atas egoisme. Inilah yang menguatkan, meresapi dan menginspirasi kita dalam perjuangan nyata untuk membangun dunia baru yang bersaudara dan berkeadilan.
Dalam pesan Prapaskah tahun 2023, Bapa Suci Paus Fransiskus mengajak kita untuk sungguh terlibat dalam hidup nyata sehari-hari. Hindarilah hidup keagamaan yang mencari sensasi dan mukjizat, hanya karena orang takut untuk menghadapi kenyataan dengan perjuangan, pertentangan dan kesulitan sehari-hari.
Sebaliknya, Paus mengajak kita sebagai pengikut Kristus, untuk bangkit dan berani memberi kesaksian iman bersama-sama dalam kehidupan nyata dalam segala dinamika pergumulannya. Hidup kita tidak berakhir pada salib tetapi terarah dan mencapai puncaknya dalam kebangkitan Yesus. Paskah adalah pengharapan dan kekuatan yang menyingkapkan terbitnya sinar di balik awan gelap perjuangan hidup sehari-hari.
Oleh sebab itu Paskah bukanlah sekadar perayaan liturgis yang berakhir dengan gegap gempita nyanyian halleluya, melainkan adalah sebuah momentum transformatif. Perayaan kebangkitan Tuhan merupakan perutusan bagi kita untuk memperbaharui diri dan merajut dunia dengan peradaban kasih. Perayaan Paskah tahun ini adalah panggilan dan tugas mulia untuk kita semua, umat Allah Keuskupan Ruteng dalam membangun sebuah tata kehidupan ekonomi baru, yakni ekonomi SAE: Sejahtera, Adil dan Ekologis.
Selamat merayakan Paskah 2023. Tuhan memberkatimu. (rob)
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News