Wisata Flores

Wisata ke Flores, Bisa Jelajah Situs Gua Liang Bua, Simak Sejarahnya

Editor: Cristin Adal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SITUS SEJARAH- Gua Liang Bua, Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh tim gabungan ini menunjukan bahwa di daerah ini juga dulunya pernah ada atau pernah hidup binatang purba jenis gajah purba (Stegodon).

Ditemukan juga jenis fauna endemik seperti jenis pigmy stegodon, komodo, biawak, tikus, burung-burung besar, dan kura-kura pada layer Plestisen (bagian bawah). Selain itu ditemukan juga fosil tulang dari tubuh manusia purba kecil dengan tinggi sekitar 106 cm, dan berjenis kelamin perempuan.

Homo Florosiensis 

Fosil manusia purba kerdil ini diberi nama Homo Florosiensis (Manusia Flores). Fosil manusia purba ini diperkirakan berasal dari sekitar 13.000 tahun yang lalu, bersamaan dengan gajah-gajah besar, kadal-kadal raksasa seperti komodo yang sampai saat ini dilindungi di sekitar Pulau Komodo, Kabupaten Manggarai Barat.

Berdasarkan bukti-bukti temuan arkeologis yang didapatkan dalam penelitian selama ini telah memprediksikan bahwa Liang Bua merupakan suatu situs gua hunian (okupasi) manusia prasejarah yang terus berlanjut. Sampai saat ini Pusat Penelitian Arkeologi Nasional secara berkelanjutan tetap melakukan penelitian di Situs Liang Bua.

Liang Bua merupakan salah satu gua yang ada di bukit batu kapur di wilayah Manggarai. Liang Bua memiliki ukuran yang sangat besar, yakni dengan panjang 50 meter, lebar 40 meter dan tinggi 25 meter. Dengan ukuran Liang Bua yang sangat besar ini membuat masyarakat pernah memanfaatkannya sebagai tempat ibadah dan sekolah.

Mengamati isi Liang Bua  tidak saja menarik bagi para arkeolog, tetapi juga bagi wisatawan pada umumnya. Liang Bua ini berada di Dusun Golo Manuk, Desa Liangbua, Kecamatan Rahang Utara, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur.

Gua ini terletak sekitar 200 meter dari pertemuan antara dua sungai, yakni Wae Racang dan Wae Mulu. Kedua sungai ini merupakan sungai besar yang di dalamnya mengandung temuan artefak batu dan batuan keras.

Nama Liang Bua menjadi terkenal setelah ditemukannya tengkorak kuno yang disebut Homo Floresiensis (manusia Flores) di tempat ini. Tengkorak ini ditemukan pada kedalaman enam meter.

Homo Floresiensis merupakan seorang manusia pendek yang diperkirakan berasal dari 18.000 tahun yang lalu. Namun, bukan hanya tengkorak ini yang ditemukan.

Pada kedalaman 10,7 meter, arkeolog menemukan beberapa tulang binatang purba, di antaranya adalah gajah purba (stegodon), kadal, kura-kura, biawak, dan komodo.

Baca juga: Liburan di Labuan Bajo, Coba Eksplor Keindahan Danau Vulkanik Sano Nggoang

Usia Gua Liang Bua

Gua Liang Bua diperkirakan telah berumur sekitar 190.000 tahun. Menuru perkiraan, gua ini terbentuk dari arus sungai yang mengalir dan membawa bebatuan hingga menembus gundukan bukit. Setelah berlangsung lama dan membutuhkan proses yang sangat panjang, bebatuan itu kemudian menjadi batuan sedimentasi.

Di dalam Liang Bua Ruteng, kita akan menemukan staklatit cantik yang menghias dan menjuntai dari langit-langit gua.Dipercaya bahwa gua ini telah dihuni oleh manusia modern sejak sepuluh ribu tahun silam. Dan, jauh sebelumnya, telah ada manusia kerdil alias Homo Floresiensis yang memiliki tinggi badan 100 cm dan berat badan hanya 25 kilogram.

Mereka menjadikan gua ini sebagai tempat berlindung. Dengan selaksa daya tariknya, gua ini sangat menawan bagi para ilmuwan maupun masyarakat biasa.

Halaman
123