Wisata Flores

Wisata ke Flores, Bisa Jelajah Situs Gua Liang Bua, Simak Sejarahnya

Editor: Cristin Adal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SITUS SEJARAH- Gua Liang Bua, Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur.

TRIBUNFLORES.COM, RUTENG- Liang Bua merupakan salah satu situs gua yang terletak di daerah perbukitan karts di wilayah Kabupaten Manggarai, Flores NTT.

Secara Geografis, lokasinya kurang lebih 15 kilometer di sebelah utara Kota Ruteng, Ibu kota Kabupaten Manggarai. Berada di ketinggian 500 meter di atas permukaan laut.

Liang bua menjadi tempat wisata andalan di Kabupaten Manggarai. Gua Liang Bua berada di Dusun Golo Manuk, Desa Liang Bua, Kecamatan Rahong Utara, Kabupaten Manggarai. Nama “Liang Bua” berasal dari Bahasa Manggarai-Flores. “Liang” memiliki arti gua dan “bua” berarti dingin, jadi Liang Bua dapat diartikan “gua yang dingin”.

Dilihat dari morfologinya, Liang Bua memang memiliki ciri sebagai hunian pada masa prasejarah. Hal tersebut terlihat dari ukuran gua yang dalam dan lebar dan atap yang tinggi, serta lantai gua yang luas dan relaif datar.

Baca juga: Wisatawan Inggris Bilang Kampung Adat Wae Rebo Indah, Tempat Wisata Flores Bak Negeri di Atas Awan

 

Dilansir dari laman web.archive.org menjelaskan bahwa situs Liang Bua merupakan situs peninggalan dari zaman prasejarah. Telah banyak dikunjungi serta dijadikan tempat penelitian oleh peneliti dalam maupun luar negeri.

Situs ini merupakan sebuah goa hunian (okupasi) manusia prasejarah yang memiliki rangkaian atau rentetan “sequence” sangat panjang. Berlangsung sejak kala plestosen hingga helosen yaitu dari budaya Paleolitik, Mesolitik, Neolitik, sampai dengan budaya Paleometalik.

Tokoh Penemu Situs Liang Buah

Situs Liang Bua pertama kali ditemukan oleh seorang misionaris Belanda yaitu Pastor Theodore Verhoeven pada tahun 1957. Pastor Theodore Verhoeven adalah seorang guru yang pernah mengajar di Seminari Mataloko Kabupaten Manggarai, Flores.

Gua Liang Bua ini digunakan sebagai tempat untuk mengajar murid-muridnya. Merasa tertarik dengan berbagai temuan tinggalan budaya seperti gerabah dan artefak batu yang sangat melimpah di dalam gua.

Baca juga: Menikmati Alam dan Sunset di Tempat Wisata Gua Maria Golo Renda Kuwu

Untuk pertama kalinya pada tahun 1965 Pastor melakukan penelitiannya dengan penggalian secara amatir untuk mengetahui apakah di tempat tersebut dipakai sebagai tempat aktivitas manusia pada masa lalu.

Hal ini ditunjukan dengan adanya bukti-bukti temuan ertefak berupa alat-alat batu, 7 rangka manusia dengan berbagai jenis bekal kuburnya (funeral gift) yang umumnya berasal dari periode Paleoetalik dan Neolitik, selain itu ditemukan juga tulang binatang, sisa-sisa makanan berupa kerang dan ditemukan juga kuburan di dalam gua tersebut.

Melalui hasil penelitian yang dilakukan oleh Pastor pihak Puslit Arkenas melakukan penelitian lebih lanjut secara intensif pada tahun 1973 dan tahun 1979.

Dari hasil Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) memperkuat dugaan temuan yang dilakukan sebelumnya oleh Pastor Theodore Verhoeven, bahwa tempat atau gua tersebut telah lama dihuni oleh manusia masa lalu dengan ditemukannya alat-alat dari zaman Paleolitikum, Mesolitikum, Neolitikum, hingga sampai zaman Maleonatalikum (logam awal).

Baca juga: 6 Tempat Selancar Terbaik Kelas Dunia di Indonesia, Ada Pulau Rote hingga Nihiwatu NTT

Selanjutnya penelitian lebih lanjut dilakukan pada tahun 2001 sampai 2004 oleh Dr. R.P Soejono dan bekerja sama dengan peneliti asing Mike Morwood dari University Of New England (Australia).

Halaman
123