Semua hening sejenak mengenangkan wafat Tuhan
Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas
sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan
bukit-bukit batu terbelah, dan kuburan-kuburan
terbuka dan banyak orang kudus yang telah
meninggal bangkit. Dan sesudah kebangkitan
Yesus, mereka pun keluar dari kubur, lalu masuk ke
kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak
orang. Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya
yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika
mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah
terjadi, lalu berkata: “Sungguh, Ia ini adalah Anak
Allah.”
P : Demikianlah Injil Tuhan.
U : Terpujilah Kristus.
13. RENUNGAN SINGKAT
Saudara-saudari yang terkasih, kita barusan melaksanakan perarakan mengenangkan Yesus yang disambut gempita memasuki Yerusalem. Kita pun mendengarkan kisah sengsara Yesus. Ada kekontrasan antara suasana perarakan yang gegap gempita dan kisah sengsara yang berakhir dengan kematian Yesus.
Mari kita renungkan satu dua poin dari bacaan-bacaan suci di hari ini. Pertama, dedaunan dan ranting pohon menyambut Tuhan. Ada yang ironis dari penyambutan Yesus ini. Mereka menyebut ‘Hosanna’ yang berarti selamatkanlah kami! namun mereka menyambut seorang yang sederhana, yang kelihatannya bukanlah seorang raja. Ia datang menunggang keledai yang merupakan binatang yang sama sekali tidak cocok untuk lambang keperkasaan seorang raja. Dia pun disambut dengan pakaian dan dedaunan. Bahkan ranting-ranting pohon juga dihamparkan untuk menyambut-Nya. Hal ini tentu amat berbeda dengan sambutan raja lainnya yang amat gemilang dengan panji-panji dan rombongan atau pasukan berkuda. Penyambutan ini sederhana sekali. Namun, pesannya cukup mendalam. Dia bukanlah raja biasa, karena yang menyambutnya adalah seluruh alam, termasuk alam yang kelihatannya tidak ada gunanya.
Penghamparan dedaunan dan ranting serentak memperlihatkan bahwa alam ciptaan pun menyambut kedatangan-Nya. Kita, sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang istimewa, mesti menjadi wakil dari semua ciptaan yang memelihara kesatuan Kerajaan Allah. Kita diminta untuk merawat bumi kita sehingga bersama mereka, kita pun bisa memuji Tuhan, Sang Pencipta kita semua. Perayaan Hari Minggu ini disebut juga dengan Minggu Palem atau Minggu Daun-daun. Hal ini serentak mengingatkan kita bahwa kita pun mesti menghargai alam agar bersama mereka, kita pun memuji Tuhan. Kedua, Yesus, raja yang melayani. Dalam bacaan Injil, kita mendengarkan kisah sengsara Yesus. Hal ini agak kontras dengan warna di awal perayaan, yaitu suasana gegap gempita. Dalam sekejap, suasana menjadi amat berbeda. Kita memulainya dengan gembira, dan pada saat Injil, kita dibawa kepada penderitaan Tuhan.
Perayaan hari ini serentak menandai pekan suci, yang menghantar kita untuk masuk dalam misteri sengsara, wafat, dan kebangkitan Tuhan. Sejak dari hari ini, fokus atau perhatian kita diarahkan kepada misteri kudus ini. Kita diajak untuk merenungkan dengan sungguhsungguh bahwa Tuhan kita adalah raja yang melayani kita. Dia berusaha untuk menyelamatkan kita, karena Dia amat mencintai kita. Kita pun diajak untuk tidak takut menderita terutama ketika kita berjuang demi kebaikan. Tuhan menderita demi kebaikan kita semua.
Semoga kita senantiasa dihibur oleh kisah ini, ketika kita mengalami penderitaan dan kesusahan di dalam hidup kita. Tuhan memberkati.
14. HENING SEJENAK
15. SYAHADAT
P : Marilah menanggapi Sabda Tuhan dan
mengungkapkan iman kepercayaan kita kepada
Tuhan dengan mengucapkan Syahadat. Aku
percaya akan Allah, Bapa yang mahakuasa…..
16. DOA UMAT
P : Bersama Yesus yang taat sampai wafat, kita
menghadap Bapa dengan memanjatkan
permohonan kita.
P : Bagi Gereja yang menderita. Semoga Gereja yang
sedang mengalami penderitaan diteguhkan dan
tetap yakin bahwa sesudah cobaan akan datang
pembebasan. Marilah kita mohon….
P : Bagi para pemimpin masyarakat. Semoga para
pemimpin masyarakat tetap tabah dan teguh
mengupayakan kesejahteraan umum dan
kerukunan di tengah masyarakat. Marilah kita
mohon….
P : Bagi saudara-saudari yang menderita. Semoga
semua orang yang menderita mampu
mempersatukan penderitaan dan kemalangan
mereka dengan penderitaan Kristus demi
keselamatan umat manusia. Marilah kita mohon….
P : Bagi kita semua yang hadir di sini. Semoga kita
semua senantiasa tabah dan saling menolong
untuk memikul salib hidup kita setiap hari. Marilah
kita mohon….
P : Kita hening sejenak untuk menyerahkan doa dan
permohonan pribadi kita masing-masing.
[hening sejenak lalu lanjut].
P : Demikianlah ya Bapa, doa-doa permohonan yang
kami sampaikan ke hadirat-Mu. Kabulkanlah demi
jasa Yesus Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
U : Amin
[Dalam perayaan bersama, ada kolekte. Kolekte ini
dikumpulkan usai doa umat dan dihantar ke depan altar.
Namun, dalam situasi wabah virus corona, kebijakan kolekte
diatur oleh masing-masing Keuskupan].
17. DOA PUJIAN
P : Saudara-saudari terkasih, sungguh besar kasih
Allah akan dunia ini. Ia telah mengaruniakan PutraNya yang Tunggal untuk menyelamatkan manusia,
agar setiap orang yang percaya kepada-Nya,
memperoleh keselamatan. Maka marilah kita
berseru:
Sungguh besar kasih-Mu, Tuhan.
U : Sungguh besar kasih-Mu, Tuhan.
P : Kami memuji Engkau, ya Bapa, sebab Engkau
mengutus Putra-Mu untuk menyelamatkan kami. Ia
telah menghampakan Diri dan mengambil rupa
seorang hamba, dan menjadi sama dengan
manusia, kecuali dalam hal dosa. Maka kami
berseru:
U : Sungguh besar kasih-Mu, Tuhan.
P : Ia telah merendahkan Diri dan taat sampai mati,
bahkan sampai mati di salib. Maka kami berseru:
U : Sungguh besar kasih-Mu, Tuhan.
P : Ya Bapa, Putra-Mu telah menderita bagi kami dan
telah meninggalkan teladan bagi kami, supaya kami
pun mengikuti jejak-Nya, yakni berani menderita
demi kemuliaan nama-Mu dan demi kebahagiaan
sesama. Maka kami berseru:
U : Sungguh besar kasih-Mu, Tuhan.
P : Dengan demikian, ya Bapa, Engkau mempersiapkan kami, agar kami dapat merayakan Paskah
dengan pantas, dan merasakan kegembiraan
Kebangkitan Putra-Mu terkasih. Maka kami
berseru:
U : Sungguh besar kasih-Mu, Tuhan.
P : Maka ya Bapa, dengan gembira hati, bersama
seluruh umat beriman, dalam kesatuan dengan
Bapa Suci Fransiskus, Bapa Uskup….. dan Pastor
Paroki......., kami melambungkan madah pujian
bagi-Mu dengan berseru:
[menyanyikan satu lagu bertemakan Puji Syukur yang
sesuai]
Menyusul Ritus Komuni. Dalam Ibadah Sabda terdapat dua
kemungkinan, yaitu (1) menyambut komuni (lihat cara A), (2)
tidak menyambut komuni, tetapi umat diajak menghayati
komuni batin/rindu (lihat cara B).
18A. Cara A: DENGAN KOMUNI
Sesudah Doa Pujian, Pemimpin menuju ke altar untuk
mempersiapkan komuni. Ia membentangkan kain korporale di
atas altar dan kemudian mengambil Sakramen Mahakudus dari
tabernakel dan diletakkan di atas kain korporale. Sesudah
mempersiapkan segala yang perlu untuk Komuni Kudus, para
pemandu/pengantar bersama para pelayan dan umat beriman
berlutut menyembah dalam keheningan sesaat. Sesudah itu
Pemimpin mengajak umat untuk menyanyikan lagu Bapa Kami
sambil berdiri.
P : Saudara-saudari, meskipun kita tidak merayakan
Ekaristi, pada perayaan ini kita memperoleh
kesempatan menyambut Komuni Kudus, maka
dalam persatuan dengan saudara-saudari se-paroki
yang merayakan Ekaristi, marilah kita menyiapkan
hati di hadirat Tuhan. [Hening sejenak]
19A. BAPA KAMI Berdiri
P : Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran
Ilahi, maka beranilah kita berdoa.
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah namaMu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di
atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki
pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti
kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami;
dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan,
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
Sesudah doa Bapa Kami, dapat juga diadakan Salam damai.
20A. SALAM DAMAI DAN KOMUNI
Bila ada Salam Damai, Pemimpin mengajak Umat, misalnya
sebagai berikut:
P : Marilah kita saling memberikan salam damai.
Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari
yang berada paling dekat. Sesudah Salam Damai, Pemimpin
berlutut menghormati Sakramen Mahakudus, lalu
menghunjukkan hosti kudus kepada umat, sambil berkata:
P : Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa
dunia.
Hosti dan sibori ditunjukkan kepada umat:
Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuanNya.
Pemimpin dan Umat berdoa bersama-sama.
U : Ya Tuhan saya tidak pantas, Engkau datang pada
saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan
sembuh.
Dengan khidmat, Pemimpin menyambut Tubuh Tuhan
terlebih dulu. Sesudah itu, ia melayani umat yang
menyambut komuni, seraya setiap kali berkata:
P : Tubuh Kristus.
U : Amin.
Penyambutan komuni diiringi dengan nyanyian komuni.
----------------------------------------------------------------------------------------------
18B. Cara B. TANPA KOMUNI
P : Pada perayaan ini kita tidak menyambut Komuni
kudus. Meskipun demikian, marilah kita menghayati
kehadiran Tuhan yang kita rindukan di dalam hati
kita masing-masing.
19B. BAPA KAMI Berdiri
P : Saudara-saudari terkasih, kita telah dipersatukan
oleh iman yang sama. Maka sebagai Putra-Putri
Bapa yang satu dan sama, marilah kita berdoa
sebagaimana yang diajarkan oleh Putra-Nya sendiri.
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah namaMu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di
atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki
pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti
kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami;
dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan,
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
Dapat dilaksanakan Salam Damai.
P : Marilah kita saling memberikan salam damai.
Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari
yang berada paling dekat saja.
20B. DOA KOMUNI BATIN Berlutut/berdiri
Pemimpin mengajak semua yang hadir untuk melaksanakan
Komuni Batin dengan rumusan ajakan sebagai berikut:
P : Kini, mari kita siapkan hati kita untuk menyambut
kedatangan Tuhan di dalam hati kita.
P : Yesus bersabda, “Kamu memang sudah bersih
karena Firman yang telah Kukatakan kepadamu.
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.
Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari
dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok
anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau
kamu tidak tinggal di dalam Aku.” (Yoh. 15:3-4).
[hening sejenak]
P : Yesusku, aku percaya, Engkau sungguh hadir dalam
Sakramen Mahakudus. Aku mengasihi-Mu lebih dari
segalanya, dan aku merindukan kehadiran-Mu
dalam seluruh jiwaku. Karena sekarang aku tak
dapat menyambut-Mu dalam Sakramen Ekaristi,
datanglah sekurang-kurangnya secara rohani ke
dalam hatiku, meskipun Engkau selalu telah
datang. Aku memeluk-Mu dan mempersatukan
diriku sepenuhnya kepada-Mu, jangan biarkan aku
terpisah daripada-Mu. Amin. [hening sejenak]
P : Dalam keheningan, marilah kita masing-masing
menyatukan diri dengan Tuhan yang hadir saat ini di
sini bersama kita.
Berbicaralah dengan Dia dari hati ke hati dengan
mengatakan:
P : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku.
Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
U : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku.
Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
▪ Seruan di atas diulangi oleh Pemimpin dan
diikuti oleh yang hadir sebanyak tiga kali.
▪ Lalu diberi saat hening secukupnya.
▪ Sesudah Komuni Batin, dapat dinyanyikan
satu lagu Prapaskah.
21. AMANAT PENGUTUSAN
P : Saudara-saudari terkasih, Yesus pernah bersabda:
“Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran
karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
Berbahagialah kamu, jika demi Aku kamu dicela dan
dianiaya, dan jika kepadamu difitnahkan segala yang
jahat. Bersukacitalah dan bergembiralah, sebab
besarlah ganjaranmu di surga”.
Yesus sendiri telah memberi teladan bagi kita semua
dengan rela menderita sengsara demi kebenaran. Ia
dicela, dianiaya, dan difitnahkan segala kejahatan
demi ketaatan-Nya kepada kehendak Bapa. Sebagai
murid-murid-Nya, kita pun sepantasnya meneladan
Dia. Marilah kita senantiasa mohon kekuatan Allah
agar tabah dan setia menghadapi berbagai
tantangan hidup.
22. DOA PENUTUP
P : Marilah kita berdoa,
Ya Tuhan, kami yang telah dipuaskan oleh anugerah
suci ini bersujud memohon kepada-Mu: Semoga
sebagaimana berkat kematian Putra-Mu Engkau
membantu kami mengharapkan apa yang kami
imani, demikianlah pula berkat kebangkitan-Nya
Engkau membantu kami mencapai apa yang kami
tuju. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U : Amin
23. MOHON BERKAT TUHAN
P : Sebelum mengakhiri perayaan ini marilah kita
menundukkan kepala, memohon berkat Tuhan.
[hening sejenak]
P : Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi kita
terhadap dosa dan menghantar kita ke hidup yang
kekal. [sambil membuat Tanda Salib pada diri sendiri]
DALAM NAMA BAPA, DAN PUTRA, DAN ROH KUDUS.
U : Amin.
P : Perayaan Sabda kita ini sudah selesai.
U : Syukur kepada Allah.
24. PENGUTUSAN
P : Marilah pergi, kita diutus.
U : Amin.
25. LAGU PENUTUP
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News