Wisata Flores

Eksotis dan Penuh Pesona, 6 Kampung Adat di Flores Wajib Dikunjungi

Editor: Cristin Adal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

RUMAH ADAT- Rumah adat di Kampung Bena, Kabupateng Ngada.

Hal ini dimaksudkan sebagai bentuk penghormatan. Mirip dengan yang ada di Trunyan atau Toraja. Pohon itu biasanya terletak di belakang perkampungan.  Sebuah ritual yang dilakukan untuk melakukan penghormatan terhadap tetua yang sudah meninggal. Umumnya di lakukan setiap tahun.

5. Kampung Adat Bena

Kampung Bena merupakan salah satu perkampungan megalitik yang terletak di Desa Triwuriwu, Kecamatan Aimere, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur. Kampung Bena yang terletak di puncak bukit merupakan ciri khas masyarakat lama pemuja gunung sebagai tempat para dewa (leluhur).

Kampung Bena diperkirakan telah ada sejak 1.200 tahun yang lalu. Kampung ini hanya memiliki satu pintu gerbang untuk masuk dan keluar.

Di tengah-tengah kampung terdapat bangunan yang disebut bhaga dan ngadhu, Ngadhu merupakan representasi nenek moyang laki-laki sedangkan Bhaga merupakan representasi nenek moyang perempuan.

Kampung adat terakhir ada Kampung Bena. Yang satu ini mungkin menjadi salah satu yang terkenal di Flores. Tempat ini sudah kerap di kunjungi para turis, baik lokal maupun mancanegara.

Lokasinya berada tengah Flores, tepatnya di Kabupaten Ngada. Ini adalah perkampungan megalitikum yang terletak di puncak bukit berlatar pemkalianngan Gunung Inerie.

Kampung ini memiliki 40 rumah dan semuanya berhadapan. Pintunya berada di sisi utara, sedangkan ujungnya berada di selatan. Penduduk asli Kampung ini termasuk dalam Suku Bajawa. 

6. Kampung Adat Tololela

Desa Wisata Manubhara terletak di bawah kaki Gunung Inerie tepatnya berada di wilayah administrasi Desa Manubhara, Kecamatan Inerie-Kabupaten Ngada-Propinsi NTT.

Desa wisata ini memiliki atraksi wisata Budaya berupa Perkampungan tradisional Tololela yang sudah cukup terkenal dan banyak diminati oleh wisatawan mancanegara.

Konon Katanya Kampung Tololela dijaga oleh dua ekor Naga yang dalam bahasa daerah disebut SAWA. Hal ini dbuktikan dengan Ukiran Naga di 32 (Tiga Puluh Dua ) Rumah adat yang mendiami kampung adat Tololela.

Berkunjung ke Kampung adat Tololela harus melakukan trakking yg dipandu oleh pemandu lokal dengan jarak tempuh sekitar 1,5 jam dari Bena desa Tiworiwu sebagai starting poinnya menuju tololela dan dilanjutkan menuju kampung gurusina desa Watumanu dan berakhir di Pemandian Air panas alam Malanage.

Sepanjang jalur treking anda menikmati keindahan bentang alam kawasan Jerebuu, Lava dari sisa -sisa letusan Gunung Inerie.

Pengunjung juga dapat menginap di rumah tradisional Tololela yang tersedia di 31 rumah masyarakat dengan konstruksi bangunan rumah adat khas Ngada serta menikmati kuliner local yg disediakan oleh masyarakat desa secara bergilir sebagai salah satu dukungan peningkatan ekonomi keluarga di desa wisata.


Berita TribunFlores.Com lainnya di Google News