Kasus Rabies di Manggarai Timur

Populasi Anjing di Manggarai Timur Melimpah, Stok VAR Bagi HPR Sangat Minim

Editor: Hilarius Ninu
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Bidang Kesehatan Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Kabupaten Manggarai Timur, Rofinus Gurundu. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Robert Ropo

TRIBUNFLORES.COM, BORONG---Populasi hewan penular rabies (HPR) khususnya hewan anjing melimpah di Kabupaten Manggarai Timur saat ini. Dengan populasi ternak anjing yang tinggi tidak sebanding dengan stok vaksin anti rabies (VAR) untuk HPR. Stok VAR sangat minim. 


Kepala Dinas Peternakan, Maximus Nohos melalui Kepala Bidang Kesehatan Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Kabupaten Manggarai Timur, Rofinus Gurundu menyampaikan itu kepada TRIBUNFLORES.COM, Senin 29 Mei 2023.

Rofinus menerangkan, pada tahun 2022 ketersedian VAR untuk HPR dari sumber dana APBD II sebanyak 1.020 dosis, dan dari sumber dana APBD I sebanyak 3.760 dosis dan APBN sebanyak 10.500 dosis dengan total keseluruhan sebanyak 15.280 dosis. Sedangkan populasi HPR yang terdata sebanyak 48.364 ekor. 

Sedangkan realisasi vaksinasi, jelas Rofinus, dari jumlah populasi yang ada tersebut hanya sekitar 30 persen. Dimana satu dosis vaksin hanya bisa digunakan untuk satu HPR. 

 

Baca juga: Ini Data Kematian dan Spesimen Penyakit Rabies Januari-Mei 2023 Beberapa Kecamatan di Sikka

 

 

Rofinus juga menerangkan, kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan vaksinasi HPR yakni pertama tenaga sangat terbatas dimana satu Poskeswan hanya bisa dilayani hanya 2 orang apalagi satu Poskeswan melayani satu kecamatan bahkan ada yang meliputi dua kecamatan. 

"Contohnya Poskeswan Waelengga melayani dua kecamatan yakni Kota Komba dan Kota Komba Utara dengan petugas yang hanya 2 orang," ujarnya. 

Selain itu, kedua, wilayah luas tidak didukung dengan sarana transportasi dimana Dinas Peternakan tidak mempunyai kendaraan. Ketiga dalam penanganan untuk vaksin harus sistem rante dingin ini juga terkendala karena wilayah yang begitu luas, apalagi tidak didukung dengan anggaran. Sementara dalam penanganan rante dingin jika vaksin tidak dingin lagi otomatis vaksin sudah tidak berfungsi. 

Dan masalah ketiga, vaksin untuk HPR sangat terbatas. 

Untuk tahun 2023, terang Rofinus, pengadaam vaksin yang bersumber dari dana APBD II sebanyak 100 dosis. Sedangkan bantuan dari Provinsi NTT melalui APBD I hanya sebanyak 1.000 dosis dan saat ini masih dalam proses pengadaan. 

"Jadi satu dosis untuk 1 ekor anjing, maka total hanya 1.100 ekor anjing yang disuntik vaksin, tapi ini kalau rante dinginnya bagus, kalau tidak, bisa berkurang. Sementara populasi HPR begitu banyak dan jumlah populasi ini juga berdasarkan laporan, yang belum lapor masih banyak sekali, maka tidak sebanding dengan jumlah ketersediaan vaksin. Sangat jauh sekali,"ujar Rofinus. (rob) 

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

'