Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG- Kasus anjing rabies kini merebak. Terbaru ada sembilan kecamatan di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT) melaporkan infeksi anjing rabies.
Pemerintah setempat telah mengeluarkan surat imbauan dan menetapkan daerah itu menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB). Warga juga diminta untuk selalu waspada, dengan mengenali ciri-ciri fisik anjing yang telah terinfeksi rabies, hingga pertolongan pertama usai digigit anjing rabies.
Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan NTT, Melki Angsar menjelaskan seekor anjing baru kelihatan terinfeksi rabies setelah 14 hari kemudian. Sehingga anjing di daerah terinfeksi patut untuk dicurigai sebagai hewan pembawa rabies.
Menurutnya, seekor anjing masih terlihat sehat dan tidak menunjukkan gejala satu minggu setelah terinfeksi rabies. Dua minggu kemudian baru muncul gejala agresif, mulut berliur, ekor masuk ke dalam selangkangan dan menggigit sembarangan benda di hadapannya.
Baca juga: Gubernur NTT Akan Datang Tanggung Utang Rp 1,3 Triliun Sampai 2028
"Satu dua minggu pertama terinfeksi rabies, kondisi anjing masih sangat normal tidak menunjukkan gejala pada anjing rabies pada umumnya," jelas Melki Angsar, Kamis 1 Juni 2023.
Ia mengatakan, manusia yang digigit anjing rabies inkubasi virusnya terbilang lama, apalagi digigit di area badan, paha, betis serta kaki. Dua minggu bahkan satu bulan baru bisa merasakan gejalanya berupa kejang-kejang, takut air, takut cahaya dan sebagainya.
"Misalnya korban meninggal dunia di Desa Fenun itu. Korban kena gigit tanggal 1 April tapi gejalanya baru muncul dan meninggal dunia pada 23 Mei. Jeda waktunya kan satu bulan lebih," ujar Melki Angsar.
Setelah korban AB meninggal dunia akibat terinfeksi rabies, barulah warga lain yang pernah digigit anjing beramai-ramai melaporkan diri ke puskesmas setempat untuk mendapatkan pengobatan.
Baca juga: Jadwal Kapal Ferry NTT Esok 2 Juni 2023, Kupang-Rote-Hansisi-Sabu
"Korban gigitan anjing di Kabupaten TTS yang kini mencapai 49 orang bukan digigit secara serentak, namun baru melaporkan diri bahwa terkana gigitan anjing, ada yang bulan lalu dan ada yang dua minggu yang lalu," ungkap Melki Angsar.
"Masa inkubasi rabies terhadap anjing hanya satu bulan, tapi terhadap manusia bisa berbulan-bulan tergantung area gigitan. Kalo di leher dan telinga gejalanya cepat muncul karena cepat naik ke otak, tapi kalau di badan dan kaki maka akan sangat lama muncul gejalanya," tambahnya.
Masih menurut Melki Angsar, jika manusia terkena gigitan anjing rabies di leher dan telinga maka harus langsung ditangani secara cepat dengan memberikan serum anti rabies (SAR). Sedangkan kalau digigit di area badan, paha serta kaki cukup disuntik vaksi anti rabies (VAR).
"Kalau kena gigitan di area badan, paha, kaki atau tangan virusnya bergerak lama ke otak sehingga bisa dicegah hanya dengan VAR sebanyak empat dosis. Kalau telinga dan leher harus SAR karena cepat ke otak. Dan SAR itu mahal sekali, satu dosis empat juta rupiah," jelasnya lagi.
Baca juga: Jadwal Kapal Ferry NTT Esok Kamis 1 Juni 2023, Larantuka-Kupang-Rote
Untuk mencegahnya, masyarakat harus mengigkat atau mengandangkan anjing peliharaannya masing-masing. Selain itu pemerintahan setempat memperketat wilayah perbatasannya dari keluar masuk hewan seperti anjing, kucing dan monyet.
"Jika kena gigit anjing cepat mencuci luka di air mengalir menggunakan sabun antibiotik. Cara mencucinya gosok satu arah selama 15 menit, atau sampai sabun tersebut habis. Setelah itu taru obat dan langsung dibawa ke puskesmas terdekat, untuk divaksin anti rabies," ujar Melki Angsar. *
Berita TRIBUNFLORES.COM lainnya di Google News