Pengelolaan adalah kegiatan mendata, memberi nomor, kodifikasi serta kegiatan sejenis lainnya untuk investasi buku sebelum masuk ke ruang koleksi yang akan diakses oleh pengunjung dan pembaca. Waktu lebih dari 8 bulan sepertinya belum cukup untuk “meloloskan” buku ini ke ruang koleksi.
Ada 12 pegawai yang bekerja khusus dalam urusan pengelolaan buku di perpustakaan Gorys Keraf. Tiga di antaranya dengan latar belakang pendidikan Sarjana Perpustakaan.
Saat menyambangi ruang koleksi Perpustakaan Gorys Keraf, buku karya terbaru salah satu tim penulis Seri Ensiklopedia Indonesia ini memang belum nampak terpajang dalam rak buku.
“Belum ada di sini. Masih pengelolaan,” terang Charles Alfredo, pustakawan di Perpustakaan Gorys Keraf.
Di salah satu sudut, sebuah rak kecil ditunjuk sebagai tempat koleksi Buku tentang Lembata termasuk karya Orang Lembata. Charles menunjuk satu deret pendek berisi beberapa buku.
” Ini ada kamus Bahasa Lamalera, juga Buku Lame Lusi Lako. Tapi tidak banyak. Ada satu lagi tentang ikan paus, saya lupa penulisnya. Satu Perempuan orang Lamalera, ” ujar Charles. Mungkin novel berjudul Lamafa-nya, Fince Bataona, maksudnya.
Baca juga: Penyidik Kejari Timor Tengah Utara Beberkan Kerugian Negara Dugaaan Korupsi Dana Desa Letneo
Bersama seorang petugas lain, keduanya menunjukkan 6 judul buku karya Orang Lembata yang baru masuk awal Juni 2023. Ada empat judul buku karya Thomas Krispinus Lajar, guru salah satu sekolah di Kecamatan Nagawutung. Dua buku lain bergenre fiksi adalah karya siswa SMP Negeri 4 Nubatukan.
”Kami belum hitung tapi karya orang Lembata tentang Lembata yang masuk di sini masih sedikit.” tukas Alfredo saat ditanya jumlah buku karya orang Lembata dan tentang Lembata yang menjadi koleksi Perpustakaan Gorys Keraf.
Pustakawan ini menuturkan, seyogyanya para penulis dan penerbit buku terutama buku tentang Lembata bisa proaktif memasukan karyanya ke perpustakaan.(*)
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News