LAPORAN REPORTER TRIBUNFLORES.COM, RICKO WAWO
TRIBUNFLORES.COM, LEWOLEBA-Sekelompok anak muda di Kabupaten Lembata yang termasuk Pandu Budaya menemukan sebanyak 190 objek pemajuan kebudayaan (OPK) yang selama ini tersembunyi di Kabupaten Lembata.
OPK ini ditemukan setelah sebanyak 21 Pandu Budaya dari 12 desa se-Kabupaten Lembata mengikuti Sekolah Lapang Kearifan Lokal (SLKL) Desa Hoelea II, Kecamatan Omesuri, selama tiga hari yaitu dari 22-24 Juni 2023.
Mereka jadi peserta Sekolah Lapang Kearifan Lokal (SLKL) yang diselenggarakan oleh Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa & Masyarakat Adat Kemendikbudristek.
Para pandu budaya ini mendapatkan apresiasi dari Kemendikbudristek karena berhasil mengidentifikasi ratusan produk kebudayaan lokal Lembata yang masuk daftar 10 kategori Obyek Pemajuan Kebudayaan (OPK) hanya dalam waktu tiga hari kegiatan.
Baca juga: SMA Negeri 1 Nubatukan Sudah Banyak Hasilkan Orang Hebat
Sedikitnya 190 OPK dari berbagai kategori berhasil diidentifikasi saat SLKL ini digelar.
"Proses sekolah lapang kearifan lokal di Lembata ini sangat luar biasa. Ini di luar dugaan kami," ungkap Yani Haryanto, Pamong Budaya Ahli Muda Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Menurut dia, anak muda yang menjadi Pandu Budaya di Lembata sangat bersemangat dan berkompeten, kelihatan dari bagaimana pengenalan mereka akan budaya masing-masing.
Kegiatan dengan waktu yang singkat saja tetapi banyak keragaman objek pemajuan kebudayaan yang teridentifikasi.
Baca juga: Kemensos RI Beri Bantuan Sosial Untuk Korban TPPO di Mondo Manggarai Timur
"Ini modal yang bagus dan berharap mereka nanti bisa menjadi agen untuk memperkenalkan dan melestarikan kebudayaan di tempat mereka masing-masing dan secara umum di Lembata," puji Haryanto yang juga sebagai penanggung jawab kegiatan SLKL ini.
OPK ini tersebar di 12 kampung adat di Lembata. Dari wilayah Ile Ape, ada kampung adat Lewohala dan Lamariang.