Ritual adat dilakukan memulihkan kesalahan yang sudah dilanggar. Selesai ritual ketika mereka akan kembali hujan lebat urun. Air danau naik sampai normal kondisinya.
“Sewa pire poligara, kami memulihkan. Kita meminta maaf atau memohon indulgensi dengan membuat ritual oleh mosalaki pu’u,” imbuh Bonevasius.
Ketua Forum Adat Ende, Yohanes Don Bosco Watu menjelaskan ritual memberi makan arwah dimulai dari rumah adat atau sao ria renda bewa. Semua mosalaki atau tua adat masuk dalam rumah adat membawa sesajen atau bahan persembahan ke thubu musu (mezbah) atau tempat persembahan.
Baca juga: BREAKING NEWS : 5 Kali Berhubungan di Kolong Deker, Polres Ende Tangkap Pelaku Persetubuhan Anak
Bahan persembahan berupa ‘are nake,’ yakni nasi yang dicampur daging babi, moke putih (cangkir dan cerek terbuat dari tempurungl) dibawah oleh mosalaki pu'u, sedangkan mosalaki yang lain mendampingi. Mosalaki pu'u adalah orang yang mempunyai kekuasaan di wilayahnya di komunitas itu berada di barisan depan. Tak boleh ada orang lain yang mendahuluinya.
Perjalanan membawa sesajian diikuti oleh ratusan anggota komunitas juga wisatawan menempuh sekitar 1 Km. Tanpa alas kaki, mengenakan sarung dan baju warna hitam atau warna yang gelap merupakan simbol penghormatan kepada leluhur. Senyap, nyaris tak terdengar suara bising. Hanya suara bisik-bisik dan gerakan kaki..
Sekeliling kawasan danau terasa mencekam. Melewati tiga lokasi perhentian dibunyikan gong meminta restu agar boleh masuk ke Kelimutu dengan hati tenang menjalankan ritual.
Saat itu juga di tiga lokasi danau tak tampak satupun wisatawan. Sejak pagi, kawasan danau sudah dikosongkan dari pengunjung. Ketika perjalanan, tidak boleh ada yang mendahului mosalaki, sebab masyarakat biasa tidak bisa memberikan sesajian.
Baca juga: SIARAN LANGSUNG Perse Ende Vs Ps Malaka El Tari Memorial Cup Rote Ndao 2023
“Terkesan kurang bagus kalau pakai alas kaki. Kita berpikir hal-hal duniawi, kita mau pamer. Apalagi di tempat sakral. Ini bagian dari penghormatan kepada leluhur. Saya bahkan sempat tegur orang yang tidak pakai sarung. Saya minta jalan di belakang saja. Ketika kita masuk ke dunia mereka, maka kita harus mengikuti mereka,”tandas Don Bosco.
Semua bahan sesajen diletakan di atas mesba berbentuk batu tertata rapi melingkar. Para mosalaki, Bupati Ende dan Forkompimda duduk melingkari mesbah ini. Seorang masalaki lainnya menyampaikan permohonan kepada arwah leluhur. Senyap menyelemuti sekeliling. Semua yang hadir mengilkutinya.
“Intinya kita mohan kepada leluhur agar warga Kabupaten Ende dijauhkan dari marabahaya dan penyakit. Yang tidak baik dijauhkan. Seperti saat pandemi Covid-19, kami buat ritual adat agar dijauhkan dari virus mematikan ini,” ujar Don Bosco.
Mohon restu arwah untuk pemerintah di periode ini sampai selesai juga disampaikan oleh mosalaki. Bahkan pemain Perse Ende sedang berlaga dalam pertandingan sepak bola El Tari Memorial Cup 2023 di Rote Ndao tak luput didoakan kepada arwah. Tak terkecuali doa-doa atau ujud pribadi kepada leluhur.
Baca juga: SIARAN LANGSUNG El Tari Memorial Cup Perse Ende Vs Ps Malaka Lengkap Link Live Streaming
“Kami harap ritual ini tetap dilaksanakan oleh pemerintahan masa yang akan datang. Kalau sampai tidak dilaksanakan maka yang tanggungjawab adalah pemerintahan pada masa yang akan datang,” imbuh Don Bosco.
Harapan yang selaras mempertahankan ritual adat, hubungan alam, manusia dan arwah leluhur masyarakat Kabupaten Ende bersemayam di Danau Kelimutu.
Semua yang hadir dalam ritual pemberian makan arwah Danau Kelimutu punya rasa tersendiri memahaminya. Bagi komunitas adat Kelimutu hubungan mereka dengan arwah bersemayam di danau dipulihkan. Ritual berlangsung hikmat, tenang tanpa halangan dan sambutan alam sekitar menandakan mendapat restu arwah leluhur.
Sukacita meyakini persembahan telah diterima arwah, semua mosalaki menari Gawi, tarian adat masyarakat Kabupaten Ende. Bergandengan tangan, hentakan tanpa alas kaki seirama mengikuti lantunan syair yang dibawakan Albert Bhisa yang berperan sebagai Shoda (menyanyi dan bersyair saat menari), Dia beryanyi penuh semangat menandakan persekutuan yang kuat sesama mosalaki, pemerintah dan masyarakat. Suasana yang terasa mistik menyelimuti kawasan Danau Kelimutu.