Pada tahun 2023 ini, siswa kelas akhir pada setiap jenjang yang mengikuti Uji Kesetaraan (UK) secara nasional dan dinyatakan lulus berjumlah 36 siswa, dengan rincian 5 siswa kelas 6 paket A setara SD, 10 siswa kelas 9 paket B setara SMP, dan 21 siswa kelas 12 paket C setara SMA.
Selain Pendidikan Akademik, PKBM Bisa Ngaisiang juga membekali peserta didik dengan pendidikan Life Skill atau keterampilan hidup, seperti sinematografi, kerajinan bambu, kriya perca, tenun ikat, ragam kuliner dengan hasil karya yang sudah dipasarkan dan dinikmati oleh para konsumen.
Urgensi Hadirnya PKBM di Sikka
Setelah hadir selama kurang lebih satu tahun, PKBM Bisa Ngaisiang yang saat ini sudah memiliki gedung sekolah baru yang berbahan dasar bambu dengan kondisi apa adanya, PKBM Bisa Ngaisiang mencoba menakar pentingnya kehadiran sebuah lembaga pendidikan Non-Formal (PKBM) untuk menjawabi masalah Angka Putus Sekolah (APS) di Kabupaten Sikka ditengah pelbagai macam persoalan yang terjadi baik di tengah masyarakat, peserta didik, calon peserta didik, tenaga pendidik dan di lingkungan PKBM itu sendiri.
Dalam rangkaian acara syukuran pembangunan sekolah dan peringatan bulan bahasa, PKBM Bisa Ngaisiang melaksanakan kegiatan bincang ringan bertajuk, PKBM Urgent Atau Tidak? dengan mengadirkan empat pembicara antara lain, AKBP Hardi Dinata (Kapolres Sikka), Dr. Hendrikus Pedro S.Fil., M.A, (akademisi dan Dekan Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Nusa Nipa Maumere), Heni Hungan (Pengamat Sosial dan Koordinator Perkumpulan Perempuan Tim Relawan untuk Kemanusiaan-TRUK) dan Hildegardardis Boleng Mali Dua, S.S., M.Pd (Ketua Yayasan Pendidikan Anak Nian Tana).
Hildegardardis Boleng Mali Dua, S.S., M.Pd, Ketua Yayasan Pendidikan Anak Nian Tana mengatakan, PKBM Bisa Ngaisiang sebagai salah satu PKBM yang hadir di Kabupaten Sikka merupakan 'bengkel' bagi anak-anak Nian Tana Sikka yang putus harapan dan cita-cita.
"Maka kami mengajak dan kami mau memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa selain pendidikan non formal, ada juga pendidikan formal dan in formal, salah satunya adalah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat yang kami naungi dibawah Yayasan Pendidikan Anak Nian Tana," jelas Hildegardis.
Dr. Hendrikus Pedro S.Fil., M.A,, akademisi dan Dekan Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Nusa Nipa Maumere menyebut, PKBM merupakan tempat membangun manusia-manusia yang termarjinalkan.
"Itu sangat mulia dan luar biasa, tidak semua orang bisa seperti itu, dengan mengorbankan banyak hal, tapi itulah perjuangan untuk manusia yang termarjinalkan," ujar Dr. Hendrikus Pedro.
Dr. Hendrikus Pedro juga menyebutkan, pendidikan formal hari-hari ini tidak bisa menjawabi semua persoalan bahkan banyak juga yang menimbulkan persoalan. Ketika pulang ke pendidikan formal, tidak sedikit dari mereka yang ditolak dan kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan.
"Terus mereka mau kemana, kesini, masih ada orang-orang yang seperti Ibu Hildegardis dan Pak Vinsen yang bisa menampung mereka untuk bisa melanjutkan harapan mereka," ujar Dr. Hendrikus Pedro.
Berangkat dari persoalan-persoalan yang kerap terjadi di lingkungan pendidikan formal, maka hadirnya PKBM menjadi sangat urgen untuk menjawabi persoalan-persoalan yang tidak bisa diselesaikan di lingkungan pendidikan formal.
Sementara itu, Heni Hungan, pengamat sosial dan koordinator perkumpulan perempuan Tim Relawan untuk
Kemanusiaan-TRUK, menjelaskan, salah satu faktor terjadinya kekerasan terhadap perempuan adalah rendahnya tingkat pendidikan. Ada pula beberapa perempuan usia sekolah yang terpaksa berhenti mengenyam pendidikan formal pada tingkat tertentu karena menjadi korban atau bahkan pelaku kekerasan, selain itu, faktor ekonomi juga menjadi salah satu pemicu putus sekolah.
"Hadirnya PKBM menjadi salah satu alternatif bagi anak-anak kita yang menjadi korban kekerasan untuk melanjutkan studinya," ujar Heni Hungan.
Kapolres Sikka, AKBP Hardi Dinata pada kesempatan itu mengatakan, ternyata apa yang dia pikirkan selama ini adalah pikiran yang salah. AKBP Hardi Dinata pernah mengatakan PKBM Bisa Ngaisiang yang melaksanakan pendidikan gratis itu tidak ada.