Untuk menandai kolaborasi tersebut, pada kegiatan ini dilakukan seremoni serah terima materi edukasi yang bertujuan mendorong partisipasi aktif dari berbagai pihak tak terkecuali peternak rumahan, peternakan industri, serta pemerintah daerah yang terlibat dalam rantai pasar.
Kampanye ini telah menjangkau 650.000 orang untuk meningkatkan kesadaran akan dampak ASF. Ia menyebut kampanye itu ia belajar tentang suatu hal.
Baca juga: Kades di NTT Diduga Aniaya Istri, Pernah Bakar Baju Korban hingga Bagi-bagi Uang saat Mabuk
“Dari kampanye tersebut saya belajar bahwa jika peternak dapat menjaga kandang babi tetap bersih, menggunakan pakan ternak, dan tidak membiarkan orang dari luar rumah mendekati ternak kita, maka penyebaran penyakit ASF dapat dicegah,” ungkap Afonia Tanebeth, perwakilan peternak babi yang hadir pada kesempatan tersebut.
Untuk diketahui, NTT merupakan provinsi dengan populasi ternak babi terbesar di Indonesia. Beternak babi merupakan tradisi turun temurun untuk memenuhi ritual kebudayaan maupun dikonsumsi sehari-hari.
Sehingga kemunculan ASF sejak akhir 2019 memberi pukulan keras bagi lebih dari 900.000 peternak babi rumahan di provinsi tersebut. (fan)
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News