Fasilitas yang ada di dalam IKH tersebut antara lain fasilitas karantina, pembiakan, habituasi dan inkubasi dengan salah satu tujuan utama adalah perbanyakan individu kura-kura rote.
Salah satu kendala utama dalam program reintroduksi kura-kura rote adalah habitat alaminya tidak berada di dalam kawasan hutan konservasi, sehingga perlu ditetapkan sebuah ekosistem lahan basah yang merupakan kawasan konservasi di luar Kawasan Suaka Alam (KSA), Kawasan Pelestarian Alam (KPA) yang secara ekologis penting bagi keanekaragaman hayati.
Tiga danau telah ditetapkan sebagai ekosistem lahan basah yang penting bagi reintroduksi kura-kura rote di alam, meliputi; Danau Ledulu di Desa Daiama, Kecamatan Landu Leko, Danau Peto di Desa Maubesi, Kecamatan Rote Tengah dan Danau Lendo Oen di Desa Daurendale, Kecamatan Landu Leko.
Upaya pengelolaan habitat secara insitu pada ketiga danau tersebut dapat dibagi menjadi 3 (tiga) strategi utama, yaitu; persiapan habitat dan pelepasliaran, penguatan status pengelolaan habitat serta pembinaan habitat.
Balai Besar KSDA NTT pun membangun jaringan kerjasama dalam pelestarian hewan tersebut.
Pelestarian Komodo dan Kura-kura Rote bukanlah tugas yang dapat dilakukan sendirian. Kerja bersama antara lembaga pelestarian, pemerintah, akademisi, masyarakat lokal, dan lembaga internasional merupakan sebuah keniscayaan.
Program edukasi masyarakat, advokasi kebijakan lingkungan, dan dukungan finansial dari berbagai pihak telah memperkuat upaya pelestarian ini.
Semua pihak terlibat bersama-sama untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan mewariskan keberagaman hayati kepada generasi mendatang.
BBKSDA NTT menjalin kerja sama dengan pemerintah setempat, masyarakat serta lembaga non pemerintah yang memiliki perhatian dalam pelestarian satwa liar.
Yayasan Komodo Survival Program telah bekerja bersama dalam penggalian data populasi dan habitat serta upaya konservasi komodo lainnya. Sedangkan dalam konservasi Kura-kura Rote BBKSDA NTT menjalin kerja sama dengan WCS IP (Wildlife Conservation Society Indonesia Program).
BBKSDA NTT juga menjalin kerja sama dengan Universitas Nusa Cendana guna mendorong lahirnya ahli-ahli konservasi satwa liar melalui pembukaan seluas-luasnya peluang pendidikan dan penelitian dalam bidang ini.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News