2. Masyarakat agar tenang dan mengikuti arahan Pemda serta tidak mempercayai isu-isu yang tidak jelas sumbernya.
3. Jika terjadi erupsi dan hujan abu, Masyarakat dihimbau untuk tetap berada di dalam rumah, dan apabila berada di luar rumah disarankan untuk menggunakan pelindung hidung, mulut (masker) dan mata (kaca mata).
4. Masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi mewaspadai potensi banjir lahar dingin pada sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi.
5. Pemerintah Daerah senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki di Desa Pulolera, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Folres Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Becana Geologi, Badan Geologi di Bandung.
6. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi akan selalu berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Satlak PB setempat dalam memberikan informasi tentang kegiatan Gunung Lewotobi Laki-laki.
Lewotobi Status Awas
Sebelumnya, ratusan warga Kabupaten Flores Timur mengamankan diri ke Desa Kringa Kecamatan Talibura Kabupaten Sikka pasca status gunung Lewotobi Laki-laki naik status dari dari level 3 siaga menjadi level 4 awas, Selasa 9 Januari 2024 Pukul 23.00 malam.
Ratusan warga ini terpaksa bermalam di halaman gereja di Desa Kringa hingga pagi hari.
Penjabat Desa Kringa, Wahyu Eknatus Sihombing, S.IP mengatakan hingga saat ini pemerintah Desa setempat sedang mendata para pengungsi yang baru saja datang mengamankan diri di Desa itu.
"Mereka amankan diri sejak tadi malam namun lagi ini sebagian sudah pulang tapi ada yang masih bertahan di rumah warga, kami sementara mendata," ujarnya Rabu 10 Januari 2024
Kata dia, sebagian warga memilih untuk bertahan di rumah-rumah warga sementara itu warga lainnya memilih untuk pulang kembali ke Kabupaten Flores Timur.
Warga Teriak Histeris
Sebelumnya, warga Desa Hokeng Jaya, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur berteriak histeris saat melihat pemandangan dari Gunung Lewotobi Laki-Laki, Selasa, 9 Januari 2024.
Suara gemuruh bak runtuhan batu itu memang menakutkan di tengah malam sekira pukul 23.30 Wita.
Ditambah puncak gunung yang berwarna merah akibat semburan api.