Berita Manggarai Barat

Cerita Suami Sakit Stroke Rawat Istri Terpasung dan Hidupi 6 Anak di Flores NTT

Editor: Gordy Donovan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PASUNG - Seorang istri sakit jiwa dan dipasung di dalam kamarnya di salah kampung di Kabupaten Manggarai Barat, NTT, Jumat, (7/6/2024).

“Saya tidak bisa bekerja lagi apalagi sedang sakit stroke. Saya pulang perawatan dari Rumah Sakit Umum Daerah Ben Mboi Ruteng." 

"Saya seorang petani yang tidak memiliki penghasilan tetap. Saya tidak bisa bekerja lagi untuk menghasilkan uang," ujarnya pada Jumat malam.

Nepon menambahkan, selama ini mereka mengandalkan tetangga yang memberikan beras. Kebetulan, tetangga tersebut merupakan anak kakak kandung Nepon.

Ia pun masih bisa sedikit bernapas lega karena keponakannya sangat perhatian. Sang keponakan yang merawat istrinya dan sesekali masak untuk makan pagi, siang dan malam.

Baca juga: Dinkes Manggarai Kembali Lepas Pasung Pasien ODGJ di Poka Rahong Utara

Kenyataan yang dihadapi membuat Nepon hanya bisa pasrah walaupun mendapat bantuan dari Program Keluarga Harapan (PKH).

"Untuk biaya hidup tidak cukup. Tapi untuk berobat ada BPJS sehingga bisa biaya perawatan selama dirawat di RSUD Ben Mboi Ruteng," ungkapnya.

“Belaskasihan tetangga sangat membantu kehidupan keluarga kami selama ini,” ceritanya.

KCM, anak bungsu Nepon menceritakan, saat ayahnya sakit stroke dan dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ben Mboi Ruteng, ia yang menjaga mamanya.

“Biasanya sebelum saya pergi sekolah dan pulang sekolah, saya bantu ayah untuk masak dan merawat mama. Saya juga dibantu oleh kakak saya." 

"Saya baru tamat sekolah dasar dan kakak saya tamat SMP. Saya mau daftar di SMP dan kakak saya mau daftar di SMA." 

"Tapi, ayah dan mama kami sakit sehingga kami tidak memiliki biaya untuk bayar uang sekolah nanti,” ceritanya.

Sebagaimana dilihat langsung Kompas.com, kondisi rumah dan bagian dapur tampak kotor karena tidak ada yang membersihkan. Semuanya sedang sakit. 

Sementara itu Aventinus Saur SVD mengaku rela menempuh perjalanan sejauh ratusan kilometer demi mengunjungi pasien sakit jiwa.

Sebagai imam Katolik, momen ini termasuk kunjungan pastoral. Apalagi, ia pun berstatus ketua relawan Kelompok Kasih Insanis (KKI) Peduli Sehat Jiwa NTT.

Sosok yang biasa disapa Pater Avent ini tinggal di Kabupaten Ende. Jadi, dia harus menempuh jarak sekitar 500 km serta melintasi 6 Kabupaten di Pulau Flores, NTT, untuk sampai di tempat tujuan tersebut.

“Saya melakukan kunjungan pastoral kesehatan jiwa di Pulau Flores. Saya menjumpai pasien sakit jiwa yang tak terurus dengan baik." 

"Saya harus melihat dari dekat warga yang sakit jiwa yang terpasung di gubuk reyot dan juga dipasung di dalam rumah keluarga mereka." 

"Saya berharap mereka pulih dengan konsumsi obat secara rutin,” ungkapnya.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News