Bangunan homestay juga sangat sederhana. Beratap ilalang, dindingnya dari anyaman bambu dan terdapat pendopo untuk melihat laut sambil bersantai.
Sesuai dengan namanya "pondok santai". Homestay ini spot favorit di Tanjung Watukrus yang menghadirkan suasana santai saat berwisata.
Wisatawan menikmati keindahan laut biru, gemuruh ombak, aroma laut Tanjung Watukrus dari pendopo homestay maupun beberapa lopo.
Di tempat wisata ini disediakan fasilitas yang memadai untuk wisatawan. Mulai dari kantin, tempat mengisi daya handphone hingga toilet.
Menikmati keindahan Tanjung Watukrus dari Pondok Santai Watukrus, pengunjung wajib membayar karcis. Rincian harga karcis untuk orang dewasa Rp 10 ribu dan anak-anak Rp 5 ribu.
Jejak Sejarah Portugis
Tak jauh dari Pondok Santai Watukrus terdapat sebuah salib tertancap di atas batu karang. Tepatnya di sisi timur homestay ini.
Watu Krus (batu salib) berdiri kokoh di atas batu meskipun ombak deras kerap menghantamnya. Salib di atas batu karang ini adalah jejak sejarah bangsa Portugis pertama kali menginjakan kaki di pantai selatan Maumere.
Dikutip dari Kompas.Com, Maria Adolorota salah satu warga di Desa Bola menuturkan, sejarah adanya Watu Krus (Batu Salib) di Pantai Bola bermula dari kedatangan bangsa Portugis ke Bola sekita tahun 1600-an.
Mereka menyebarkan agama Katolik, membabtis orang-orang di sekitar Bola dan bagian timur Sikka dan membangun gereja Katolik.
Bangsa Portugis menancapkan salib dari pohon lontar berukuran besar di atas batu karang yang selanjutnya disebut Watu Krus (Batu Salib). Salib ini sebagai penanda tempat ini pernah dimasuki Portugis.
Berita TribunFlores.com lainnya di Google News