Satu hal yang unik dari sosok yang satu ini adalah Giatnya sebagai penenun. Meski, berstatus sebagai laki-laki, ia tidak merasa gengsi melakukan pekerjaan yang secara tidak langsung diasosiasikan sebagai pekerjaan perempuan.
Menenun dalam tradisi Timur Indonesia adalah pekerjaan yang dikhususkan untuk seorang perempuan, namun itu tidak berlaku bagi Tyand. Ia memilih jalan terjal mengenyampingkan anggapan umum itu hanya karena tujuan mulia yakni membantu orang.
Di sela-sela obrolan bersama wartawan TribunFlores.Com dan Rektor Universitas Nusa Nipa, Dr.Jonas KGD Gobang, S.Fil, MA, Tyand menceritakan karya pelayanannya dari awal hingga saat ini.
Baca juga: Mahasiswa Universitas Nusa Nipa Menangkan Hibah Penelitian IYES 2024, Rektor Gery Beri Apresiasi
Pria asal Lembata yang saat ini berdomisili di Waioti, Maumere, mengisahkan, pekerjaan mulia membantu orang yang kesusahan yang sudah ia tekuni sejak berdomisili di Kupang.
"Waktu itu saya kuliah D3 di Kupang, di sela-sela kuliah saya gunakan kos untuk menenun, saya juga merawat beberapa orang yang berkebutuhan khusus dengan hasil kerja saya," ungkapnya.
Awalnya, giat sosialnya di Kupang dilaksanakan dalam skala yang kecil, mencakup beberapa orang saja namun secara perlahan karya pelayanannya mulai menyentuh banyak insan.
Setelah menyelesaikan pendidikannya di Kupang Tyand kembali ke Flores di Maumere. Kata Tyand, semangatnya untuk berkuliah waktu itu masih membara dalam dirinya, namun kesempatan untuk mendapatkan kampus yang tepat dalam memuluskan mimpinya terbilang sulit.
Baca juga: Peringatan Santu-Santa Pelindung Rabu 14 Agustus 2024
Kuliah di Universitas Nusa Selamatkan Mimpinya