Berita Sumba Timur

Ingin Jadi Tukang Sapu, Kini Elisabeth Kaita Lepir Wakili Perempuan Jadi Anggota DPRD Sumba Timur

Editor: Gordy Donovan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

CERITA - Elisabeth Kaita Lepir perwakilan Legislatif Perempuan yang telah dilantik sebagai Anggota DPRD Kabupaten Sumba Timur Periode 2024-2029.

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Christin Malehere

TRIBUNFLORES.COM, WAINGAPU - Elisabeth Kaita Lepir tampil satu-satunya Legislatif yang mewakili kaum perempuan di Lembaga DPRD Kabupaten Sumba Timur Periode 2024-2029.

Elisabeth yang diusung Partai Amanat Nasional (PAN) dari Daerah Pemilihan Sumba Timur 2 meliputi Kecamatan Kambera dan Pandawai, berhasil mendulang 1.211 suara pada Pemilu Legislatif tanggal 14 Februari 2024 lalu.

Perjuangan Elisabeth hingga menjadi anggota DPRD tidak mudah, tanpa menghamburkan materi, namun doa dan dukungan yang tulus dari keluarga besar dan kerabat, serta masyarakat yang mengenal baik sosok Elisabeth telah mengantarnya tampil sebagai anggota DPRD Sumba Timur.

Baca juga: Gandeng Pemuda Katolik NTT, Komisi Yudisial Gelar Edukasi Publik di Timor Tengah Selatan

 

Kepada POS-KUPANG.COM, di rumah keluarganya, Desa Kambatatana, Kecamatan Pandawai, Sumba Timur, Elisabeth mengatakan bahwa tidak pernah bermimpi menjadi DPRD, karena keinginannya sangat sederhana yakni menjadi tukang sapu di kantor Polindes, dan Kantor Desa Kambatatana yang dekat dengan rumahnya.

"Dulu mimpi saya sangat sederhana, bisa kerja sebagai tukang sapu di Polindes dan Kantor Desa Kambatatana tanpa digaji, itu sudah lebih dari cukup, namun kehendak Tuhan punya rencana lain untuk saya," ungkap Elisabeth.

Kondisi saat itu, ijazah pendidikannya hanya sebatas SMP, namun seiring berjalannya waktu, Elisabeth mengejar peluang pendidikan Paket C dan berhasil lulus, kemudian dipercayakan bekerja sebagai staf di Kantor Desa Kambatatana.

Berbekal Ijazah Paket C, Ibu dari empat anak itu, kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi jurusan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan setelah itu mulai merintis PAUD di tahun 2013 dengan awalnya berjumlah 28 anak didik, kemudian terus berkembang hingga sekarang.

Selain mengelola PAUD, Elisabeth juga menjalani aktivitas sebagai pengrajin tenun ikat dan juga mengelola kebun sayur untuk menyambung hidup, bahkan mendapatkan kepercayaan sebagai Majelis di gereja.

Saat dirinya diminta oleh keluarga besar untuk maju Caleg, Elisabeth sempat menolak karena secara finansial tidak mampu, namun komitmen dari keluarga besar termasuk 17 suku dari keluarga dan kerabat, serta mendapatkan penguatan ayat Firman Tuhan, membuat hatinya teguh untuk maju dan tetap optimis hingga akhirnya terpilih sebagai Anggota DPRD dan kini telah dilantik secara resmi.

"Saya secara jujur maju tanpa uang, dan setiap kali pertemuan atau tatap muka dengan masyarakat pendukung, saya dan suami hanya menyediakan kopi, gula, sirih pinang, dan kue-kue, dan jika ada yang minta lebih dari itu, kami jujur sampaikan tidak sanggup, dan saya mendapatkan dukungan suara yang tulus dari masyarakat tanpa embel-embel, ini semua karena Kemurahan Tuhan," terang Elisabeth.

Sebagai Anggota DPRD yang mewakili kaum perempuan, bukan perkara mudah sebab ada tanggungjawab yang besar yang harus diperjuangkan untuk kesejahteraan masyarakat Sumba Timur.

“Ada banyak keluhan dari masyarakat, khususnya masalah ibu dan anak bahkan juga stunting dan gizi buruk, kesehatan, dan pendidikan di Sumba Timur yang harus diperhatikan tentunya hal ini harus diperjuangkan,” ujarnya.

Terhadap partisipasi perempuan dalam dunia politik, untuk memahami, menyadari, mengerti, mengkaji dan memberi masukan suatu kebijakan demi membangun masyarakat Sumba Timur ke arah lebih baik dan sejahtera. (zee)

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News