Peringatan pemberkatan gedung gereja adalah suatu tradisi yang telah dicatat dalam Kitab Suci, sebagaimana dilakukan oleh
bangsa Yahudi, yang memperingati Pentahbisan Bait Allah di Yerusalem, setelah
kemenangan Yudas Makabe atas Raja Antiokhus (lih. Yoh 10:22, 1Mak 4:36-59).
Demikian pula-lah, setiap tahun seluruh Gereja merayakan pemberkatan gereja
Basilika Lateran. Di samping perayaan ini, setiap keuskupan merayakan
pemberkatan katedralnya, dan setiap paroki juga memperingati saat
pemberkatan gerejanya secara istimewa.
Kitab Suci menjabarkan Bait Allah sebagai tempat kediaman Allah, di mana Allah
hadir di tengah umat-Nya. Di bait Allah nabi Musa bertemu dengan Allah
bagaikan dengan seorang sahabat, dan Allah hadir ditandai dengan tiang awan
(lih. Kel 33:7-11). Raja Salomo-pun sujud di hadapan mezbah, saat pentahbisan
bait suci, dan Allah menerima segala doa dan kurban persembahan umat-Nya
dan menyatakan kehadiran-Nya di sana (lih 1Raj 8:27- 9:3). St. Paus Yohanes
Paulus II juga mengajarkan demikian, “Bangunan gereja manapun adalah
rumahmu dan rumah Tuhan.
Hargailah tempat itu sebagai tempat di mana kita dapat berjumpa dengan Bapa kita bersama” (Homily, 3 Nov 1982). Maka
bangunan gereja merupakan simbol bagi Gereja yang dibangun dari batu-batu
yang hidup, dengan Kristus sebagai batu penjurunya. Dalam gedung gerejalah,
kita berkumpul, mendengarkan sabda Tuhan, mengangkat doa-doa kita, dan
merayakan misteri iman kita. Sakramen Mahakudus yang tersimpan di
dalamnya, menjadi tanda kehadiran Kristus di tengah umat-Nya. Altar, imam,
hosti dan umat yang merayakan perjamuan surgawi juga menandakan kurban
Kristus yang satu dan sama itu yang dihadirkan kembali mengatasi ruang dan
waktu, untuk menyertai umat-Nya sampai akhir zaman.
Maka marilah kita memasuki rumah Tuhan dengan penuh khidmat dan hormat,
sebab tak ada tempat di dunia ini yang lebih layak untuk dihormati, daripada
rumah Tuhan. Tiada tempat lain di dunia ini, di mana peristiwa surgawi dapat
dihadirkan, di mana Tuhan kita yang mengatasi segala sesuatu memilih untuk
mengambil rupa hosti yang kecil dan sangat sederhana, untuk menjadi satu
dengan kita. Maka, jika kita memandang gedung gereja kita yang indah ini,
semoga rasa kagum kita tidak berhenti hanya sampai di mata atau di mulut,
tetapi sampai ke hati. Biarlah kekaguman ini tercermin juga dalam sikap kita.
Biarlah penghormatan kita menjadi nyata, saat kita memasuki rumah-Nya,
seraya mengambil air suci dan membuat Tanda Salib yang mengingatkan kita
akan rahmat Baptisan kita. Biarlah ini menjadi tindakan iman yang memancar
keluar dari hati kita, yaitu: saat kita berlutut menghormati tabernakel-Nya, saat
kita ikut serta secara aktif dalam perayaan ibadah, mendengarkan firman Tuhan
yang dibacakan, turut mengucapkan doa dan nyanyian pujian kepada Tuhan
dengan sungguh- sungguh, dan saat kita turut serta mempersembahkan
segenap pikiran dan hati kita kepada Allah dalam kesatuan dengan kurban
Kristus yang sedang kita rayakan.
Semoga kitapun bersegera membuat Tanda Salib dengan penuh syukur, setiap kali kita melewati gedung-gedung gereja
Katolik di manapun, sebab di sanalah Kristus hadir dalam sakramen Mahakudus
Nya. Semoga kita memasuki gereja dengan sikap hormat, berpakaian yang
layak dan sopan, tidak ngobrol sendiri, tidak makan dan minum, tidak
memainkan Hp, dst… sebab kita sadar sepenuhnya bahwa kita sedang berada di
rumah Allah, dan menghadap-Nya di hadapan tahta kudus-Nya.
Akhirnya, mari kita meresapkan makna bacaan Injil hari ini. Yaitu bahwa bait
Allah yang sejati, sesungguhnya bukanlah sekedar bangunan yang dibuat oleh
tangan manusia. Injil menyatakan bahwa Tubuh Yesus adalah Bait Allah yang
baru. “Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya
kembali”.
Sang Pengarang Injil menjelaskan, “Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah adalah tubuh-Nya sendiri” (Yoh 2:20-21). Maka jika Tubuh Yesus adalah Bait Allah, demikian jugalah Gereja, yang adalah Tubuh Mistik
Nya. Ya, kita semua, anggota-anggota Gereja, adalah Bait Allah. Ke manapun kita pergi, dan di manapun kita berada, marilah kita selalu mengingat bahwa tubuh kita ini adalah bait kediaman Allah Tritunggal yang Mahakudus. Semoga dengan demikian kita dapat menjalani hidup ini dengan kehendak yang kuat untuk selalu hidup dalam keadaan rahmat, dan lebih bersungguh- sungguh menghindari dosa yang merusak bait Allah ini dan melukai persahabatan kita dengan Allah(https://www.katolisitas.org)
Missio: Kita masuk dalam gereja dengan sikap penuh khidmat dan hormat
karena di sana kita berjumpa dengan Allah Bapa kita bersama.
Doa:
Ya Allah, dari batu-bau hidupdan terpilih, Engkau telah menyiapkan tempat tinggal yang kekal bagi keagunganMu. Lipatgandakanlah di dalam GerejaMu anugerah Roh yang telah Engkau berikan, agar umat yang setia kepadaMu, senantiasa bertambah.
Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami...Amin. Sahabatku yang terkasih. Selamat Hari Sabtu. Salam doa dan berkatku
untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh Kudus...Amin. (gg).
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News