Renungan Katolik

Renungan Harian Katolik Jumat 21 Februari 2025, Menyangkal Diri dan Memikul Salib

Penulis: Gordy
Editor: Gordy Donovan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SOSOK - Br. Pio Hayon, SVD.Mari simak renungan harian Katolik Jumat 21 Februari 2025. Tema renungan harian Katolik yaitu menyangkal diri dan memikul salib.

Oleh: Bruder Pio Hayon SVD

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak renungan harian Katolik Jumat 21 Februari 2025.

Tema renungan harian Katolik yaitu menyangkal diri dan memikul salib.

Renungan harian katolik disusun oleh Bruder Pio Hayon SVD.

Renungan harian katolik disiapkan untuk pekan biasa VI.

Renungan harian katolik ada dibagian akhir artikel ini.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 21 Februari 2025, Harus Sabar dan Memaafkan Orang Lain


Jumat 21 Februari 2025 merupakan hari Jumat biasa VI, Santo Petrus Damianus, Uskup dan Pujangga Gereja, Santa Irene, pengaku iman, dengan warna liturgi jijau.

Adapun bacaan liturgi Katolik hari Jumat 21 Februari 2025 adalah sebagai berikut:

Bacaan Pertama Kejadian 11:1-9

"Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan bahasa mereka."

Pada zaman dahulu di seluruh bumi, satu bahasanya dan satu logatnya. Maka berangkatlah mereka ke sebelah timur dan menjumpai tanah datar di tanah Sinear, lalu menetaplah mereka di sana.

Mereka berkata seorang kepada yang lain: "Marilah kita membuat batu bata dan membakarnya baik-baik." Lalu bata itulah dipakai mereka sebagai batu dan ter gala-gala sebagai tanah liat.

Juga kata mereka: "Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi."

Lalu turunlah Tuhan untuk melihat kota dan menara yang didirikan oleh anak-anak manusia itu,dan Ia berfirman: "Mereka ini satu bangsa dengan satu bahasa untuk semuanya.

Ini barulah permulaan usaha mereka; mulai dari sekarang apapun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana. Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing."

Demikianlah mereka diserakkan Tuhan dari situ ke seluruh bumi, dan mereka berhenti mendirikan kota itu. Itulah sebabnya sampai sekarang nama kota itu disebut Babel, karena di situlah dikacaubalaukan Tuhan bahasa seluruh bumi dan dari situlah mereka diserakkan Tuhan ke seluruh bumi.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm. 33:10-11.12-13.14-15

Ref. Berbahagialah bangsa yang dipilih Tuhan menjadi milik pusaka-Nya.

Tuhan menggagalkan rencana bangsa-bangsa; Ia meniadakan rancangan suku-suku bangsa. Tetapi rencana Tuhan tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun-temurun.

Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan, suku bangsa yang dipilih Allah menjadi milik pusaka-Nya! Tuhan memandang dari surga, dan melihat semua anak manusia.

Dari tempat kediaman-Nya Ia menilik semua penduduk bumi. Dialah yang membentuk hati mereka, dan memperhatikan segala pekerjaan mereka.

Bait Pengantar Injil Alleluya

Ref. Alleluya

Kalian Kusebut sahabat-sahabat, sebab kepada kalian Kusampaikan apa saja yang Kudengar dari Bapa.

Bacaan Injil Markus 8:34-9:1

"Barangsiapa kehilangan nyawa demi Aku dan Injil, akan menyelamatkan nyawanya."

Pada suatu ketika Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya, dan berkata kepada mereka, “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, harus menyangkal diri, memikul salibnya, dan mengikut Aku.

Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkan nyawanya.

Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia, tetapi kehilangan nyawanya? Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?

Kalau seseorang malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, maka Anak Manusia pun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus.”

Kata Yesus lagi kepada mereka, “Aku berkata kepadamu: Sungguh, di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat kerajaan Allah datang dengan kuasa.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai  sejahtera untuk kita semua. Menyangkal diri adalah salah satu cara terbaik untuk membuat diri kita lebih fokus pada satu tujuan yagn mau dicapai. Menyangkal diri yang dimaksudkan di sini adalah kita menolak apapun yang kita senangi atau yang kita inginkan untuk mampu menahan diri dari godaan yang datang dan lebih memusatkan perhatian pada kehendak Tuhan.

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Dalam bacaan pertama dari Kitab Kejadian (Kej. 11:1-9), kita melihat kisah Menara Babel, di mana manusia berusaha untuk membangun menara yang menjulang ke langit sebagai simbol pencapaian dan kesombongan. Namun, Allah mengacaukan bahasa mereka sehingga mereka tidak dapat mengerti satu sama lain, dan akhirnya mereka tersebar ke seluruh bumi. Kisah ini menggambarkan bahaya dari ambisi manusia yang tidak mengakui ketergantungan mereka pada Tuhan. Sedangkan di dalam Injil Markus (Mrk. 8:34-9:1), Yesus mengajak murid-murid-Nya untuk menyangkal diri dan memikul salib. Pernyataan ini jelas menunjukkan bahwa mengikuti Yesus bukanlah jalan yang mudah; ia memerlukan pengorbanan dan komitmen yang mendalam.

Menyangkal diri berarti menempatkan kehendak Tuhan di atas kehendak kita sendiri. Dalam konteks Menara Babel, manusia berusaha mencapai kekuasaan dan pengaruh tanpa melibatkan Allah. Mereka melupakan bahwa segala sesuatu berasal dari-Nya. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita juga sering terjebak dalam keinginan untuk mengejar ambisi pribadi, status, atau pengakuan, tanpa menyadari bahwa semua itu harus didasarkan pada kehendak Tuhan. Ketika Yesus berbicara tentang memikul salib, Ia mengingatkan kita bahwa ada tantangan yang harus kita hadapi dalam perjalanan iman. Memikul salib berarti siap menghadapi kesulitan, penolakan, dan kadang-kadang penderitaan demi mengikuti-Nya. Ini adalah panggilan untuk hidup dengan integritas dan melayani orang lain, meskipun itu mungkin tidak menguntungkan secara pribadi. Di zaman sekarang, tantangan untuk menyangkal diri dan memikul salib semakin kompleks. Dalam dunia yang sering mengutamakan kesenangan dan kenyamanan, kita dihadapkan pada pilihan untuk mengikuti jalan yang lebih mudah atau menempuh jalan yang sulit dengan iman. Menyangkal diri dan memikul salib berarti terus berjuang untuk hidup sesuai dengan ajaran Kristus, meskipun ada banyak godaan untuk mengutamakan diri sendiri.

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama: mari kita renungkan tentang apa yang berarti untuk menyangkal diri dan memikul salib dalam kehidupan kita. Kedua: Apakah kita berani melepaskan ambisi pribadi demi mengikuti kehendak Tuhan? Apakah kita siap menghadapi tantangan dan kesulitan yang datang dengan pilihan untuk menjadi pengikut Kristus? Ketiga, dengan menyadari bahwa segala sesuatu yang kita lakukan harus berlandaskan pada kasih dan kehendak Allah, kita dapat menjalani hidup yang lebih berarti dan berfokus pada tujuan yang lebih tinggi. Semoga kita semua diberi kekuatan untuk menyangkal diri dan berani memikul salib setiap hari dan menyerahkan diri pada kehendak Allah.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News