Berita Ende

Sorgum di Nangapanda, Ende Disulap jadi Bubur Instan dan Keripik 

Penulis: Albert Aquinaldo
Editor: Ricko Wawo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BUBUR SORGUM - Produk olahan sorgum berupa bubur instan dan keripik sorgum hasil olahan UMKM Muri Pawe di Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende, Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Cara penyajian bubur instan sorgum pun cukup mudah, tinggal diseduh menggunakan air panas dan langsung dikonsumsi. 

Seiring berjalannya waktu serta permintaan bubur instan sorgum semakin meningkat, masyarakat Desa Ondorea Barat kini mulai gencar menanam sorgum dan menjadikan sorgum sebagai stok pangan mereka. 

Bahkan, hasil produksi sorgum di Desa Ondorea Barat saat ini bahkan mencapai lebih dari satu ton.

Melihat usaha bubur instan sorgum mulai berkembang, Nuri mulai belajar berbisnis karena dirinya menginginkan usaha dan kegiatan pemberdayaan ini terus berlanjut sehingga membawa dampak yang lebih luas, petani tetap menanam sorgum, dirinya sebagai pelaku usaha tetap memproduksi hasil olahan sorgum dan konsumen tetap merasakan manfaat dari makanan hasil olahan sorgum.

Baca juga: Klasemen Sementara Grup F El Tari Memorial Cup, Usai Persami Maumere Kalahkan Citra Bakti Ngada

"Sambil saya belajar bisnis, kelompok ibu-ibu petani sorgum ini kita bentuk dalam satu komunitas yang kami beri nama "Berkat Kasih" yang ada di Desa Ondorea Barat, tetapi beberapa anggotanya berasal dari Kerirea, jadi mereka yang dalam komunitas itu saya edukasi, pelatihan untuk bagaimana mereka mengolah untuk rumah tangga, sebisa mungkin saya buat supaya mereka yang tanam sorgum ini tidak beli sorgum karena sorgum yang sudah kita olah ini harganya sudah mahal," ujar Nuri.

Seiring berjalan waktunya, Maria Falentina Nuri mendapat masukkan dari seorang mentor agar produk hasil olahan sorgum itu diberi nama atau brand maka muncullah ide untuk memberi nama brand "Muri Pawe" yang berarti hidup baik, hidup sehat, hidup sejahtera. 

Filosofi "Muri Pawe", menurut Nuri bukan hanya untuk dirinya tetapi untuk keluarganya dan masyarakat Nangapanda umumnya.

Hingga pada suatu waktu di tahun 2022, Maria Falentina Nuri mendapat pengetahuan tentang bisnis dan dana hibah sebesar Rp 25 juta dari sebuah yayasan di Bali untuk mengembangkan usaha bubur instan Muri Pawe.

Berangkat dengan door to door atau dari rumah ke rumah sejak tahun 2022 hingga awal 2024, Nuril memasarkan hasil olahan bubur instan sorgum Muri Pawe dan para konsumen mengetahui adanya produk itu dari mulut ke mulut, hingga pada akhir tahun 2024, barulah bubur instan sorgum Muri Pawe dipasarkan di salah satu toserba di Kota Ende.

"Itupun belum laku banyak, kalau di Nangapanda, orang sudah banyak yang tahu, harganya jualnya itu tergantung ukuran, yang 200 gram itu harganya Rp 35.000/pcs sedangkan yang 1 kg itu harganya Rp 174.000/pcs. Pemasarannya sudah sampai di luar Ende karena dari mulut ke mulut tadi, kalau omset perbulannya itu belum pasti ya karena penjualannya tidak seperti produk lain, sebulan bisa tembus 100 produk itu sudah bagus sekali kalau tidak juga kadang hanya 10 atau 20 sampai 50 pcs saja perbulan, omsetnya kadang rendah, kadang tinggi sekali bisa sampai Rp 3 jutaan," ujar Nuril.

Awal Mula Keripik Sorgum

Pada tahun 2024, hasil produksi tanaman sorgum yang ditanam kelompok tani ibu-ibu komunitas Berkat Kasih sudah melimpah bahkan mencapai lebih dari satu ton.

"Orang yang punya giling sorgum ini dia tidak mau kalau giling sorgum dalam jumlah banyak karena takut alatnya rusak, sedangkan saya tidak punya modal untuk datangkan alat ini, akhirnya saya bangun kemitraan dengan pihak gereja di Nangapanda, kebetulan saat itu pastor parokinya juga sangat mendukung akhirnya mereka mengadakan alat giling sorgum, petani datang giling sorgum di paroki lalu jual sorgum yang sudah giling ke Muri Pawe," terang Nuri.

Karena alat pengupasan kulit sorgum berukuran kecil, kualitas yang dihasilkan pun tidak maksimal. 

Sebagian besar biji sorgum pecah sehingga tidak semua sorgum yang sudah dikupas dijadikan bahan bubur instan. 

Halaman
1234