Namun, apabila Muri Pawe hanya membeli biji sorgum yang bagus maka petani merugi.
Maka, munculah ide cemerlang Maria Falentina Nuri alias Nuri untuk mengolah semua biji sorgum yang pecah tersebut menjadi tepung kemudian diolah lagi menjadi jajanan.
"Itu saya belajarnya otodidak, untuk menciptakan produk ini harus imajinasinya banyak, malam itu saya harus uji coba terlebih dahulu, saya harus buang banyak uang terlebih dahulu, bahan baku yang saya beli itu kemudian buang, beli lagi, buang lagi untuk uji coba sampai pada akhirnya biji-biji sorgum yang pecah ini saya giling jadi tepung sorgum lalu saya olah menjadi keripik sorgum," terang Nuri.
Bahan dasar pembuatan keripik sorgum ini ternyata campuran antara kacang hijo yang kaya akan protein, daun kelor, gula, garam serta bawang putih dan bawang merah.
"Setelah menjalani uji coba beberapa kali, jadinya sekarang keripik sorgum Muri Pawe yang kami mulai pasarkan di bulan Februari 2025 ini dan baru dijajakan di dua cafe di Nangapanda, belum terlalu banyak yang laku tapi sudah lumayan," terang dia.
Harga jual keripik sorgum Muri Pawe dijual dengan harga Rp 15.000/50 gram.
Sejauh ini, dirinya mendapat dukungan dari beberapa pemerintah desa di Kecamatan Nangapanda seperti Desa Ondorea Barat dan Desa Kerirea serta beberapa desa yang menjadi desa dampingannya di PKH dengan cara mempromosikan produk bubur instan dan keripik sorgum Muri Pawe.
"Nangapanda ini punya lahan yang sangat luas dan itu bisa bernilai uang, harapan saya paling besar dan cita-cita saya yang paling tinggi adalah angka pengangguran di Nangapanda itu bisa berkurang karena di daerah kita sudah ada lahan kerja, tidak perlu mencari kerja di luar karena di daerah kita sudah ada sumber uang," tutup Nuril menerangkan harapan dan cita-citanya. (Bet)
Berita TRIBUNFLORES.COM.COM Lainnya di Google News