Opini Hari Lahir Pancasila

Pancasila, Roh yang Menghidupkan Peradaban Bangsa 

Editor: Hilarius Ninu
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anselmus Dore Woho Atasoge,Staf Pengajar di Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende dan Warga Flores, Tinggal di Ende.

Lebih dari itu, dalam teori public sphere dari Jürgen Habermas, nilai-nilai spiritual dan etika harus menjadi bagian integral dari diskursus publik. Pancasila, sebagai falsafah bangsa, telah membentuk ruang inklusif di mana setiap individu memiliki kesempatan untuk berkontribusi dalam pembangunan tanpa kehilangan identitasnya.

Ia adalah perisai bagi kebebasan berpendapat yang bertanggung jawab, menjamin bahwa setiap suara memiliki tempat dalam peradaban yang terus berkembang.

Dalam peringatan Hari Lahir Pancasila, kita diingatkan kembali bahwa falsafah ini bukan sekadar warisan sejarah, tetapi juga kompas yang menuntun masa depan. Ia adalah cahaya yang menuntun bangsa menuju kesejahteraan, bukan dengan dogma atau paksaan, tetapi melalui kesadaran kolektif bahwa persatuan adalah kunci bagi keberlanjutan kehidupan berbangsa.

Sebagai falsafah bangsa, Pancasila tidak sekadar tertulis dalam konstitusi, tetapi terpatri dalam setiap aspek kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya. Ia adalah roh yang menghidupkan semangat kebangsaan, menuntun setiap individu untuk membangun masyarakat yang berkeadilan dan bermartabat.

 

Dalam perspektif sosiologi agama, nilai-nilai Pancasila menjelma sebagai kekuatan moral yang menyatukan keberagaman dalam harmoni, mengajarkan bahwa kesejahteraan sejati terletak pada kebersamaan, gotong royong, dan kesetaraan. Generasi penerus bukan hanya pewaris, tetapi juga penggerak yang memastikan nyala api kebangsaan tetap membara, menghidupi cita-cita luhur yang diwariskan oleh para pendiri bangsa.

Keberlanjutan Pancasila bergantung pada komitmen kolektif untuk menghayati dan mengamalkannya dalam setiap langkah kehidupan. Kemajuan tidak semata-mata diukur dari pencapaian ekonomi atau teknologi, tetapi dari seberapa kuat nilai-nilai kemanusiaan menjadi fondasi peradaban.

Habermas pernah bilang bahwa ruang publik yang sehat adalah tempat di mana moralitas dan kebebasan berpikir saling menguatkan. Dengan menjadikan Pancasila sebagai pedoman, kita membangun Indonesia yang tidak hanya maju secara material, tetapi juga kaya akan nilai-nilai etis yang menjunjung keadilan dan kesejahteraan bersama. Di bawah panji Pancasila, masa depan bangsa terukir dengan semangat keberagaman yang bersatu, membawa Indonesia menuju kejayaan yang berakar pada prinsip-prinsip luhur yang tak lekang oleh waktu.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News