U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik
Saudari – saudaraku yang terkasih dalam Kristus.
Berdoa itu gampang-gampang susah. Jika doa hanya sekedar menutup
mata, lalu dengan tenang mendengarkan doa yang diucapkan pemimpin
ibadat atau orang lain, maka berdoa itu gampang. Tetapi jika kita sendiri
yang harus mengucapkan doa dengan ujud yang khusus pula, apalagi
kalau disuruh berdoa oleh orang lain, maka berdoa itu bisa menjadi suatu
beban yang berat.
Menjadi lebih susah dan berat lagi jika ternyata doadoa kita itu seakan tidak pernah terkabulkan, seakan-akan Tuhan tidak mau peduli pada hal kita sudah berlutut lama-lama di Gereja atau di kamar, mulut kita komat-kamit mengucapkan doa yang panjang-panjang.
Bagi orang yang hidup rohaninya sudah matang dan mendalam, doa
sudah menjadi kebutuhan dan sumber penghiburan rohani, sedangkan
bagi orang yang berdoa selagi perlu atau menyesuaikan diri dengan
lingkungan, maka doa bisa menjadi beban, atau sekedar rutinitas.
Bagi orang yang terpaksa berdoa, maka doa dilaksanakan tanpa keterlibatan
personal, tanpa keikutsertaan hati, dan meluluh suatu aktivitas pikiran.
Kitab Kejadian hari ini berkisah tentang Abraham yang mengadakan
tawar-menawar dengan Malaikat Tuhan untuk menghancurkan kota
Sodom dan Gomora (Kejadian 18: 20-32). Tawar-menawar ini merupakan
suatu contoh doa yang sungguh melibatkan pendoa secara personal.
Allah berniat menghancurkan Sodom dan Gomora yang bergelimang dalam
dosa dan kejahatan. Abraham tergerak hati untuk menyelamatkan kota
Sodom dan Gomora, maka dia mulai berdoa dengan cara mengadakan
tawar-menawar dengan Allah. Apakah Tuhan menghukum mereka, jika
ada lima puluh orang benar? Dan jika hanya empat puluh, tiga puluh, lalu
dua puluh dan sepuluh? Allah menegaskan pada Abraham bahwa Ia tidak
akan menghukum Sodom dan Gomora jika di sana terdapat sepuluh
orang benar.
Saudari – saudaraku yang terkasih dalam Kristus.
Apa pesan Tuhan bagi kita pada hari Minggu ini? Pertama, doa itu
memerlukan keterlibatan pribadi. Abraham telah memperlihatkan bahwa
orang perlu bertekun dalam doa meski pun hasilnya tidak pernah pasti.
Dia telah berusaha membujuk Allah agar tidak menghukum Kota Sodom
dan Gomora. Tetapi Allah tidak mengabulkan doanya itu sehingga Sodom
dan Gomora kemudian dimusnahkanNya.
Kendati doanya tidak pernah terkabul, tetapi Abraham tidak pernah marah, tidak putus asa, tidak mengomeli Allah, tidak berpindah agama, tidak menjadi kejam terhadap orang lain. Abraham menerima keputusan Allah dan dia kembali ke kemahnya dengan tenang dan penuh keyakinan bahwa Tuhan akan senantiasa bertindak benar dan adil. Dia menerima keputusan Allah. Kedua, perlu ketekunan dalam berdoa. Dalam injil Lukas hari ini, Yesus mengatakan:” Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu (Lukas 11: 9).
Mintalah, carilah, ketuklah, mengungkapkan perlunya orang beriman bertekun dalam doa. Yesus selalu mengatakan bahwa Allah itu adalah Bapa umat manusia, dan sebagai Bapa, Ia adalah baik. Tiga kata tersebut di atas adalah ungkapan kepercayaan dan keyakinan
kepada Bapa. Dalam keyakinan dan kepercayaan, orang harus senantiasa
tekun dan terus-menerus meminta, mencari dan mengetok.
Ketiga, buah-buah dari doa kita. Hasil dari doa itu sendiri sangat
personal. Dengan berdoa seseorang itu menjadi lebih baik, menjadi lebih
dekat kepada Tuhan dan sesama, menjadi lebih sadar diri, mempunyai
hati nurani yang peka dan hidup tenteram. Jika ingin menjadi orang baik
yang hidup bahagia, berdoalah dengan tekun dan rendah hati. Bagi
seorang pendoa, semuanya akan menjadi dekat dan akrab dengan Allah,
sesama dan dirinya sendiri.
Seorang pendoa senantiasa menjaga nama baik Allah dan memperhatikan
kebutuhan sesama seperti dilakukan Abraham. Jika ingin menjadi orang
baik yang hidupnya bahagia, berdoalah dengan tekun dan rendah hati.
Bagi yang tidak berdoa hidupnya akan terbakar bagaikan kota Sodom dan
Gomora.
Doa:
Allah Bapa kami di Surga, kami berdoa namun iman kami terlalu kecil, perhitungan kami lebih besar daripada harapan kami. Letakkanlah Sabda Yesus pada hati kami. Ajarilah kami berdoa seperti para muridMu.
Maka namaMu akan kami puji dan KerajaanMu akan datang. Sebab Dialah Tuhan dan Pengantara kami yang hidup dan bertahkta bersama dengan Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa...Amin.
Sahabatku yang terkasih. Selamat Hari Minggu Biasa XVII. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh Kudus...Amin. (Sumber thekatolik.com/kgg).
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News