Bagi Aron Laurens , seorang mahasiswa, CFD adalah tempat untuk melepas penat. “Saya suka ikut zumba atau cuma jalan-jalan lihat suasana. Banyak makanan enak, seperti se’i atau es kelapa, jadi bisa ngemil sambil ngobrol sama temen,” katanya.
Ia juga mengapresiasi kehadiran mobil layanan publik, seperti Samsat untuk bayar pajak, Jasa Raharja, BPJS Kesehatan, dan BPJS Ketenagakerjaan, yang memudahkan warga mengurus keperluan administrasi. “Tadi saya cek BPJS Ketenagakerjaan, ternyata gampang dan cepat,” tambahnya.
Dari sisi UMKM, CFD menjadi peluang emas untuk meningkatkan pendapatan. Maria Rosalin , pemilik usaha “Kuliner Lokal NTT”, mengaku gembira dengan antusiasme pengunjung.
“Saya jual Nasi se’i sapi, pisang goreng, dan minuman dingin. Setiap CFD, dagangan cepat habis karena banyak yang suka makanan khas. Ini membantu usaha saya berkembang,” ujarnya.
Maria berharap pemerintah terus mendukung CFD dengan menyediakan lebih banyak fasilitas untuk pedagang lokal.
Keberadaan mobil layanan publik menambah nilai CFD sebagai pusat aktivitas masyarakat.
Warga dapat membayar pajak kendaraan, berkonsultasi tentang asuransi, atau mengurus keanggotaan BPJS tanpa harus ke kantor. “Layanan seperti ini sangat membantu. Saya bisa bayar pajak motor sambil jalan-jalan, jadi tidak repot,” ujar Aron.
CFD Kupang bukan sekadar kegiatan bebas kendaraan, tetapi juga wujud nyata kebersamaan warga, peluang ekonomi bagi UMKM, dan kemudahan akses pelayanan publik.
Dengan suasana yang meriah dan manfaat yang beragam, CFD terus menjadi agenda akhir pekan yang dinanti, memperkuat identitas Kupang sebagai kota Kasih dan penuh kehangatan.(Uan)
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News