Prada Lucky Namo Meninggal

Driver Ojol di Nagekeo Ungkap Detik-detik Prada Lucky Dibawa ke Puskesmas: Bibi, Kenapa Luka Semua?

Penulis: Albert Aquinaldo
Editor: Gordy Donovan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

NYALAKAN LILIN- Aksi 1000 lilin untuk mengenang almarhum Prada Lucky Namo yang digelar di Lapangan Berdikari, Selasa (19/8/2025) malam. Seorang driver Ojol di Mbaya ceritakan kondisi Prada Lucky Namo saat dibawa ke Puskesmas Danga di Kelurahan Lape, Aesesa, Nagekeo, Flores, NTT. 

Sebelumnya, Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Piek Budyakto menyatakan komitmennya untuk mengusut tuntas kasus tersebut sesuai prosedur yang berlaku dan transparan. 

"Proses kemudian bagaimana tindak lanjut selanjutnya untuk pemeriksaan akan kita laksanakan secara transparan dan tidak ada yang kita tutupi," kata Piek Budyakto usai bertemu Serma Kristian Namo dan Sepriana Paulina Mirpey, orang tua mendiang Prada Lucky beberapa waktu lalu. 

Adapun Prada Lucky Namo meninggal dunia di Batalyon Teritorial Pembangunan 834 Waka Nga Mere (Yon TP 834/WM) Nagekeo awal Agustus 2025 lalu. Lucky diduga dianiaya seniornya di asrama setempat. 

Iren Bantah LGBT

Sebelumnya, Iren membantah informasi yang beredar berdasarkan laporan kepada Asintel Kasdam IX/Udayana bahwa pemeriksaan terhadap Prada Lucky Chepril Saputra Namo, anggota Batalyon TP 834/Wakanga Mere, Nagekeo diduga mengalami penyimpangan seksual (LGBT).

Iren merupakan ibu asuh Prada Lucky Namo yang sempat merawat Prada Lucky saat menderita luka-luka lebam dan gores pada Senin (28/7/2025) lalu di Nagekeo, Flores, Nusa Tenggara Timur.

Bantahan itu disampaikan Iren saat diwawancarai TribunFlores.com, Jumat (15/8/2025) pagi pukul 09.44 Wita. 

"Dia biasa-biasa saja, menurut yang saya lihat itu tidak ada yang aneh-aneh dari Lucky," tegas Iren. 

Ia menyebut, pada saat datang ke rumahnya di Kampung Lego, RT.17, Desa Aeramo, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo, Prada Lucky Namo tidak menunjukkan perilaku yang aneh. Bahkan saat Prada Lucky berinteraksi dengan keluarga Ibu Iren layaknya keluarga sendiri. Jarak rumah Ibu Iren ke markas Batalyon TP 843/Wakanga Mere kurang lebih 400 meter. 

"Biasa, omong biasa, cerita biasa, tidak ada yang lain dari Lucky, perilakunya seperti biasa, dia ada pacar atau tidak saya tidak tahu, mungkin Lucky belum sempat cerita ke saya," ujar Iren. 

Sejak permintaan Prada Lucky Namo agar Ibu Iren menjadi ibu angkatnya, Iren mengaku almarhum Prada Lucky baru dua kali ke rumahnya yakni pada tanggal Sabtu, (26/7/2025) - Minggu, (27/7/2025) dan bermalam serta pada Senin (28/7/2025) saat kondisi Prada Lucky sudah dalam kondisi luka-luka. 

"Dia ijin bermalam disini, waktu itu dia sendiri, waktu itu kondisinya sehat-sehat saja, Sabtu sore itu waktu dia datang kesini, dia ijin bermalam disini sampai tanggal 27 malam sekitar jam 7 baru dia balik ke barak, itu kondisinya masih baik-baik saja dan sempat malam bersama dengan kami baru dia pulang ke batalyon," ujarna.

Pada saat berada di rumah Iren, almarhum Prada Lucky tidak menceritakan apapun kepada Iren maupun anggota keluarga lainnya.

"Waktu itu memang sudah ada luka-luka di belakangnya, ada luka lebam terus ada bekas goresan di belakang tapi ada luka lebamnya di lengan, di paha, paha atas itu, kalau dilihat itu luka baru semua," ungkap dia.

Pada saat itu, almarhum Prada Lucky Namo sempat meminjam handphone milik Iren untuk melakukan panggilan video call bersama ibu kandungnya yang berada di Kupang. Iren mengaku tidak mengetahui pembicaraan ibu dan anak itu karena pada saat menelpon ibunya, Prada Lucky berada di kamar. 

Halaman
1234